Coretan Perkaderan

Perempuan Dalam Lingkup Hegemoni Budaya dan Media Massa

Published

on

Oleh: Yunda Putri Anita Sari, Peserta Penataran Di era modernisasi sekarang ini media sudah jauh lebih maju dari 20-30 tahun yang lalu. Media yang saat ini sering digunakan yakni teknologi gadget, dari anak-anak hingga orang dewasa pasti bisa menggunakan gadget, karena saat ini seluruh aspek pekerjaan tak lepas dari gadget. Tidak hanya media yang berubah, budaya pada era ini juga memiliki perubahan disebabkan banyaknya budaya luar yang masuk dan dijadikan sebagai tren masa kini. Namun masih banyak pemikiran bahwa citra masih berkisar pada 3K (ke dapur, ke sumur, dan ke kasur), yang mana hal ini masih dijadikan argumen oleh orang-orang awam.
Baca Juga:  Arti Kasih Sayang dari Seorang Perempuan
RA Kartini sebagai pencetus ‘’ di Indonesia ingin membuktikan bahwa bisa terjun ke arah publik dan bisa menyetarakan posisi laki-laki dalam hal politik pemerintahan maupun yang lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, tidak sedikit pula pemimpin yang ingin menguasai suatu pemerintahan atau bahkan negaranya. Laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan pada wilayah publik dan domestik tanpa harus mengurangi atau menambah hak keduanya.
Baca Juga:  Arogansi Bukan Solusi
Dan bukan berarti berlakunya kesempatan dan hak seseorang, bergantung pada seksualitasnya sebagai perempuan atau laki-laki. Hal yang perlu dipahami adalah keadilan gender merupakan suatu kondisi dan perlakuan yang adil terhadap perempuan dan laki-laki. Kesetaraan dan keadilan gender adalah agenda agar perempuan dan laki-laki dapat menikmati status yang sama, berada dalam kondisi hidup dan mendapat kesempatan yang sama untuk merealisasikan potensi dan hak asasinya.
Halaman SebelumnyaHalaman 1 dari 2 Halaman

Lagi Trending