Suarahimpunan.com – Hampir setahun kurang sedikit Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (PB
HMI MPO) periode 2020-2022 menjalani masa khidmatnya. Dikomandoi oleh
Affandi Ismail selaku Ketua Umum dan Zunnur Roin selaku Sekretaris Jendral, tahun pertama kepengurusan dinilai kurang bener.
Perlu diketahui, naik tahtanya
Affandi Ismail sebagai Ketua Umum bukan tanpa hambatan. Selisih suara yang hanya tiga angka, membuat pesaingnya yakni
Ahmad Latupono merasa diri bahwa ia yang layak memegang estafet kepemimpinan PB
HMI MPO, pasca-kepemimpinan Zuhad Aji.
Ibarat serial Game of Throne pada saluran televisi HBO yang beberapa tahun lalu sempat digandrungi oleh masyarakat, rebutan tahta Kenanga antara Affandi Ismail sebagai Ketua Umum hasil Kongres dan
Ahmad Latupono yang juga mengklaim sebagai Ketua Umum, terus berlanjut meskipun Kongres di Kendari telah usai.
Jika berkaca pada serial Game of Throne, perseteruan para bangsawan tersebut hanya berakibat pada merananya masyarakat karena mereka tidak diurus, dan hancurnya klan-klan yang ada. Kalau masyarakatnya adalah kader
HMI MPO dan klannya adalah Cabang-cabang, maka perseteruan antara Affandi Ismail dan
Ahmad Latupono mungkin tak jauh berbeda hasilnya.
Beberapa cabang pun bersuara. Dalam forum daring yang diikuti oleh beberapa cabang pada Jumat (28/5) malan, disampaikan berbagai keresahan dan penilaian terhadap kinerja dari PB
HMI MPO. Muaranya, ya perseteruan antara Affandi dan Latupono. Sebab, Affandi lebih fokus bersaing dengan Latupono, ketimbang menjalankan tugasnya.
Ketua Umum Cabang Tangerang Raya, Ahmad Izat Jazuly, mengatakan bahwa banyak persoalan yang lalai disikapi oleh PB
HMI MPO. Hal itu dikarenakan matinya komisi-komisi yang ada pada Pengurus Besar, yang seharusnya bisa menyikapi setiap persoalan sesuai dengan kewenangannya.