Long holiday, waktu yang paling dinanti-nanti oleh beribu manusia yang hari-harinya selalu diisi dengan kertas dan terkukung dalam ruang sekian kali sekian meter. Mencari udara segar dan juga pemandangan baru memang adalah hal yang paling cocok untuk mengistirahatkan otak yang penat, belum lagi bagi mereka yang kesehariannya tinggal di kota yang suhunya selalu tinggi.
Sekian banyak orang yang tergolong dalam kategori tersebut, memilih untuk bersahabat dengan alam. Begitupun dengan segelintir mahasiswa yang tergabung dalam sebuah lembaga PAHMI (Pecinta Alam Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Serang, yang bernaung dibawah organisasi HMI (MPO) Cabang Serang.
Pada Rabu (3/7), survivor PAHMI yang berjumlah 11 orang mulai berangkat dari Serang menuju Cianjur. Jalur yang mereka lewati adalah jalur Gunung Putri yang konon katanya, merupakan jalur terpendek dari jalur lainnya.
Pendakian dimulai pada keesokan pagi, jalur yang dilalui pun ternyata lumayan memakan waktu dan menguras tenaga. Berhubung cuaca hujan dan hari telah larut serta stamina para survivor mulain menurun, maka tim PAHMI memutuskan untuk mendirikan tenda di bagian Alun-Alun Timur.
Selain itu dikabarkan juga bahwa di puncak pun suhu makin merendah, bahkan ketika beberapa survivor mengambil air di Alun-Alun Barat (Surya Kencana), kabut kian menebal sehingga jarak pandang berkurang.
Hal ini pun mengurungkan niat survivor PAHMI untuk terus melanjutkan pendakian ke puncak pada pagi harinya, sehingga diputuskan untuk turun pada waktu menjelang dzuhur pada Jum’at (5/7).
“Puncak itu bukanlah tujuan, tapi melatih kebersamaan serta kekompakkan adalah tujuan dari pendakian itu sendiri” ~Qoutes Survivor Dadakan Pos 1.
Puncak memang tidak dapat mereka raih, tetapi alam selalu punya kejutan untuk setiap insan. Didekat situ (tempat camp), ternyata ada sebuah taman Edelweiss, iya taman Edelweiss, tumbuhan yang hanya mekar di dataran tinggi.
Mekarnya bunga Edelweiss dipagi hari dapat memanjakan mata siapapun yang melihatnya, dan memberi ketenangan pada jiwa-jiwa yang haus akan udara yang asri.
“Kalau mendaki itu kita harus menerapkan prinsip komunis/sosialis, biar sama rata, jangan merasa kita adalah pihak yang paling menderita disini, karena semua juga sama aja” Pesan salah satu survivor yang sudah terbiasa menjelajah alam.