Suarahimpunan.com – Seorang mahasiswa terkapar dan harus dilarikan ke RSUD Adjidarmo saat turut serta dalam aksi unjuk rasa di Lebak, Senin (11/4).
Aksi yang diiringi dengan derasnya hujan dan pengawalan ketat oleh aparat kepolisian, tidak membuat mahasiswa menyerah untuk terus bertahan melakukan aksi unjuk rasa dalam menyampaikan tujuh tuntutan mahasiswa Lebak. Di sisi lain, terlihat sejumlah anggota intelijen dari kepolisian dan TNI yang memilih untuk berteduh di Alun-alun Rangkasbitung.
Adapun tuntutan yang disebutkan oleh orator dalam aksi, yaitu menolak IKN, mendorong Polres Lebak membentuk Satgas untuk memberantas mafia penimbun minyak goreng dan BBM, mendorong Pemkab Lebak menggelar operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok dan BBM, tindak tegas oknum yang membuat kegaduhan penundaan pemilu, menuntut DPRD Lebak menolak kenaikan harga BBM dan menjaga stabilitas harga BBM bersubsidi, mengkaji ulang kenaikan PPN 11 persen dan meminta Pemkab Lebak untuk andil.
Saat mahasiswa melakukan aksi dorong, terdapat aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) yang jatuh terkapar di depan kantor Bupati Lebak. Diduga Sahrul terkena setrum di pagar pendopo Lebak sehingga jatuh pingsan dan segera dibawa ke unit gawat darurat (UGD) RSUD Adjidarmo Rangkasbitung.
Pengakuan dari salah seorang peserta aksi 11 April di Kabupaten Lebak, Jian Akbar, mengatakan bahwa kondisi Sahrul Gunawan cukup parah karena terdorong massa aksi di belakangnya. Ketika awal memegang gerbang tidak terdapat aliran listrik. Namun, ketika gerbang terdorong tiba-tiba terdapat aliran listrik dan membuat massa aksi terkena setrum.