Suarahimpunan.com – Upaya impeachment atau pemakzulan Ketua Umum PB HMI MPO kembali terjadi. Wacana impeachment sebelumnya pernah bergulir dari sejumlah cabang yang menginginkan agar diadakan Kongres Luar Biasa (KLB), wacana itu bergulir di awal periode kepemimpinan Affandi Ismail.
Kali ini, impeachment tengah diupayakan oleh sejumlah mantan pengurus dari PB HMI MPO sendiri. Berdasarkan pesan siaran yang diterima oleh Kru LAPMI Serang Raya, mosi tidak percaya yang ditujukan kepada Ketua Umum HMI MPO saat ini disebabkan oleh terbengkalainya kerja-kerja nasional.
“Dalam rangkah merangkul seluruh potensi yang ada teman2 PB dan terbengkalai nya kerja2 nasional dikarnakan saudara Afandi Ismail memilih One Man Show, perlu nya kita sadar. Saat nya mosi tidak percaya ditujukan ke ketua umum pb hmi mpo afandi ismail,” tulisnya.
Kru LAPMI Serang Raya telah mencoba mengonfirmasi beberapa nama yang namanya tercantum dalam daftar ajakan mosi tidak percaya tersebut.
Akan tetapi, salah satu orang yang tertulis namanya dalam pesan siaran tersebut, Dedi Ermansyah, mengaku bahwa ia tidak tahu menahu terhadap ajakan mosi tidak percaya tersebut.
“Walaikumslam, saya tidak tahu terkait siaran pers yang dimaksud, kalaupun ada nama saya dalam daftar tersbut yang jelas itu dicantumkan. Saya belum tahu alasan teman2 yg melakukan mosi tdk percaya kepada Ketum Affandi,” ujarnya melalui pesan tertulis, Sabtu (11/6).
Sampai berita ini diterbitkan, Kru LAPMI Serang Raya menerima dokumentasi berupa foto yang berisi lembaran yang telah ditandatangani oleh beberapa pihak.
Meski dalam pesan siaran, ajakan tersebut didukung oleh kurang lebih 9 orang, dokumen cetak tersebut baru ditandatangani oleh dua orang yakni Muslimin dan Muhammad Husni.
Kru LAPMI Serang Raya telah mencoba mengonfirmasi terkait pencatutan nama ini kepada Muhammad Husni melalui pesan WhatsApp. Namun hingga berita ini diterbitkan, ia tak kunjung menjawab pertanyaan tersebut.
Untuk diketahui, Muslimin dan Muhammad Husni merupakan mantan anggota komisi PB HMI MPO periode 2020-2022 yang terkena reshuffle.
(RED)