Jalan Jalan

Apa Kabar Ujung Kulon Pasca-Setahun Tsunami?

Published

on

Oleh : Yunda Saputri

22 Desember 2018 adalah hari dimana semua masyarakat gempar akan bencana tsunami, terutama wilayah Banten dan juga Lampung. Bencana yang memakan banyak korban juga berdampak pada wilayah yang seolah-olah menjadi mati tanpa kehidupan.

Lalu bagaimana dengan keadaan bagian ujung Pulau Jawa pasca satu tahun tsunami?

Tepat pada tanggal 27-29 Desember 2019 rekan-rekan (MPO) Cabang Serang yang tahun lalu juga turun tangan sebagai relawan pasca bencana, melakukan kunjungan ke kecamatan di .

Akhir tahun 2018 dan awal tahun 2019 pasca tsunami, jalur menuju daerah ujung Pulau Jawa ini sungguh menantang. Tanah yang cenderung becek, bebatuan dimana-mana, dan juga lika-liku jalurnya sukses membuat setiap orang yang berada diatas kendaraan merasa lambungnya seolah berputar.

Belum lagi tempat wisata dan resort yang tak ada kegiatan, menambah kesan suram tersebut. Bau-bau tidak sedap sangat pekat merasuk ke hidung, suara ombak juga seolah menjadi lebih mencekam.

Baca Juga:  Arti Kasih Sayang dari Seorang Perempuan

Lalu bagaimana dengan akhir tahun 2019?

Semua berputar 360 derajat. Suasana yang sempat mencekam menjadi bersahabat kembali, tempat wisata dan resort kembali ramai oleh pengunjung, suara ombak tidak lagi semenakutkan tempo lalu. Sisa-sisa ketegangan tsunami itu seolah hampir sepenuhnya lenyap.

Selama dalam perjalanan menuju tempat posko (MPO) tahun lalu di Kp. Haseum Kec. , mata dimanjakan oleh pemandangan yang tentram. Mulai dari hamparan sawah yang luas, hewan yang berjemur di tanah lapang, bukit yang menjulang, masyarakat yang ramah, gotong royong masyarakat, dan anak-anak dengan tawa membahana saat memanjat pohon.

Baca Juga:  Akun WA Kembali Setelah Diretas, Affandi Ismail: Demi Keamanan, Saya Berencana Ganti Nomor

Duka akibat tsunami seolah benar-benar menguap seiring berjalannya waktu, trauma itu benar-benar tertutup oleh senyum ramah dari masyarakat.

Namun dampak baik dari peristiwa menakutkan tempo lalu adalah, perubahan jalurnya yang semula hanya bebatuan dan tanah, kini sudah ada beberapa bagian jalan yang dicor.

Pengecoran ini berdampak baik pada efesiensi waktu, jika tahun lalu waktu tempuh menggunakan mobil bisa memakan waktu 8 hingga 10 jam, tahun ini hanya ditempuh dengan waktu kurang lebih 6 jam.

Setiap bencana selalu membawa luka, tapi bukan berarti tidak mampu membawa perubahan baik bukan? Uapkan luka pada langit, tundukkan badan pada Illahi, syukuri apa yang terjadi demi tentramnya jiwa dan raga.

#YAKUSA #SalamLestari

Lagi Trending