SERANG, suarahimpunan.com – Demisioner Ketua Umum Cabang Serang, Diebaj Ghuroofie Dzhillilhub, berhasil menyabet penghargaan Karya Jurnalistik Antikorupsi Terfavorit Banten dalam kegiatan Anugerah Karya Jurnalistik Antikorupsi (AKJA) 2022 Regional Aceh, Sumatera Utara, Banten, dan NTT yang dilaksanakan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW), Jum’at (21/10/2022).
Berbagai tahapan penilaian dilakukan oleh para juri yang terdiri atas jurnalis senior, praktisi media dan pegiat antikorupsi. Dengan karya yang berjudul ‘Honorer Siluman Tertutup Kasak Kusuk’ ia dapat membuat ketar ketir para pelaksana kebijakan, terkhususnya Dinas Pendidikan Provinsi Banten sehingga karyanya ini dinyatakan layak masuk ke dalam nominasi Karya Jurnalistik Antikorupsi Terfavorit Banten, sampai akhirnya berhasil menyabet penghargaan tersebut.
Usai pengumuman nominasi, Diebaj mengungkapan rasa terima kasih kepada para pihak yang membantunya, terkhusus media Banten Pos beserta kru redaksinya, yang bersama-sama membantu ia dalam proses mengembangkan isu terkait dengan honorer siluman ini. Tak lupa, ia juga mengucapkan terimakasih kepada ICW dan MaTa, yang telah melaksanakan kegiatan ini.
Pria yang pernah menjabat sebagai Sekretaris dan Ketua Umum HMI MPO Cabang Serang ini juga mengungkapkan, Jurnalis punya peran melakukan investigasi terkait berbagai persoalan, terkhusus terkait dengan birokrasi, sama halnya seperti penyidik. Hanya saja, ia mengungkapkan produk dari hasil investigasi penyidik berkaitan dengan hukum, sedangkan produk dari investigasi jurnalis adalah produk jurnalistik. Asas praduga tak bersalah pun dijunjung oleh keduanya.
“Berbicara jurnalisme investigasi, saya langsung mengingat perkataan dari eks Asisten Intelejen Kejati Banten, Lak Adhyaksa dan saat ini beliau ditugaskan di Kejagung RI. Beliau menyampaikan pada saat kegiatan raker dan upgrading anggota Forum Wartawan Kejati Banten, bahwa sebenarnya antara kita selaku jurnalis dengan penyidik, itu hampir sedikit perbedaannya,” ungkap Diebaj yang juga merupakan wartawan media Banten Pos.
Ia bercerita mengenai keberanian sekelompok guru dan pegawai honorer yang datang untuk menyampaikan bahwa adanya indikasi honorer siluman, namun mereka juga tidak berani membuka seluas-luasnya dugaan tersebut. Akan tetapi, saat itu BANPOS hanya diberikan clue satu nama honorer siluman.
“Sedikit bercerita terkait dengan proses investigasi BANPOS terkait dengan dugaan honorer siluman ini. Bahwa persoalan ini datang dari sekelompok guru dan pegawai honorer di lingkungan sekolah, yang menyebut adanya honorer siluman di Dindikbud Banten,” katanya.
Investigasi yang dilakukan Diebaj bersama wartawan BANPOS, mampu membuktikan tiga nama honorer siluman, dan ia mengungkapkan bahwa dalam liputan investigasi ini cukup menemui berbagai rintangan. Selain dihadapkan pada tidak kooperatifnya pihak Dindikbud Provinsi Banten terkait pertanyaan-pertanyaan yang ia sampaikan, Diebaj mengakui bahwa ancaman somasi dan kekhawatiran akan kekerasan juga selalu muncul dalam pikirannya.
“Pernah saya sengaja mengirimkan lokasi terkini WhatsApp ke rekan saya dan memberikan pesan ‘kalau saya gak ada kabar, cek lokasi terakhir’. Karena saat itu saya harus mendatangi salah satu daerah yang memang rawan kekerasan,” ujarnya.
Pria yang namanya saat ini sedang di gadang-gadangkan akan mencalonkan diri menjadi Ketua Umum pada Kongres PB HMI MPO nanti mengungkapkan, ancaman kekerasan terhadap jurnalis merupakan makanan sehari-hari, terkhusus para jurnalis yang fokus melakukan investigasi pada perkara korupsi. Ia menuturkan rasa bangga adalah ketika karya jurnalistik kita diakui oleh masyarakat, dan bisa mendapat tindaklanjut dari pihak terkait.
“Anugrah yang saat ini dilakukan oleh ICW, tentu menjadi hal yang sangat-sangat menambah rasa bangga kami. Sehingga sekali lagi, saya sampaikan terima kasih kepada ICW atas pelaksanaan kegiatan yang luar biasa ini,” tandasnya.
Sekedar informasi, ICW menggelar AKJA 2022 Regional Aceh, Sumatera Utara, Banten, dan NTT yang merupakan apresiasi serta harapannya dapat mendorong lahirnya karya-karya jurnalistik investigasi dalam isu antikorupsi dengan dua kategori pemenang yang dipilih yaitu Karya Liputan Mendalam/Investigasi Terbaik dan Karya Liputan Mendalam/Investigasi Favorit dari Aceh, Sumatera Utara, Banten, dan NTT. Harapan ICW pada tahun ini, AKJA 2022 bisa memperluas cakupan calon penerima penghargaan bagi para jurnalis dan media di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Banten, dan NTT.
(Aziz)