Oleh: Almaika Lofia
Bicara tentang keyakinan, apa sih yang ada di benak kalian? Dari diri kalian masing-masing pasti udah punya keyakinan, tapi kenapa rasanya berat banget, jujur saya juga sama.
Pernah gak sih menggali keyakinan itu apa? Atau cuma ikut-ikutan dari turunan?
Hayooh ngaku, aku sendiri sih yes.
Hal sepele yang penuh makna kita lewatin & baru disadari setelah beberapa tahun usia kita. Astagfirullah.
Alhamdulillah di pengkaderan HMI MPO ini yang mengkaji siapa diri kita sebenernya, himpunan yang selalu mengingatkan pedoman kita.
Menurut persepsi kebanyakan orang keyakinan itu percaya atau kepercayaan. Tapi banyak yang mengartikan kepercayaan itu seperti cuma percaya dan itu masih bisa dipengaruhi dan plin-plan. Semacam kita mempercayai adanya mitos ini itu yang masih bisa dipatahkan dengan fakta.
Keimanan sering disalahpahami dengan ‘percaya’. Keimanan dalam Islam diawali dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi alam, sehingga timbul dari sana pengetahuan akan adanya Yang Mengatur alam semesta ini.
Dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang didapatkan.
Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama dengan dogma atau persangkaan tetapi harus melalui ilmu dan pemahaman.
Keyakinan adalah sesuatu yang pegang teguh seseorang yang tidak bisa diganggu gugat dan digoyahkan.
Bicara tentang keyakinan bukan sekedar keyakinan kita terhadap iman adapun dari segi gimana kita menyikapi keyakinan kita terhadap segala sesuatu.
Bicara tentang keyakinan sungguh luar biasa, walaupun ada pemimpin dari segala pemimpin beliau tidak bisa mengubah keyakinan seseorang & kita pun tetap berpegang teguh pada keyakinan kita.
Selanjutnya pengertian muslim. Islam adalah salah satu agama yang ada di dunia. Dan muslim itu pelakunya atau orang-orang yang menjalankan Islam. Jadi keyakinan muslim itu orang yang berpegang teguh menjalankan Islam.
Pada konsep keyakinan dimulai dengan kata persaksian (Asyhadu). Setiap persaksian meniscayakan adanya pembuktian. Untuk dapat menolak diperlukan sikap kritis, kemerdekaan dan keberanian.
Ikrar ini berarti Islam menginginkan agar penganutnya bersikap kritis, merdeka dan berani. Kalimat syahadat ini jika ditafsirkan kurang lebih, penolakan terhadap segala macam penghambaan kecuali kepada Dia yang tunggal, awal dari segala awal, berdiri sendiri, kekal yang merupakan pemilik dari segala pemilik.
Penulis merupakan kader HMI MPO Komisariat Untirta. Tulisan ini dibuat sebagai tugas Basic Training HMI MPO Komisariat Persiapan Unbaja, Cabang Serang.