SERANG, suarahimpunan.com –
HMI MPO Cabang Serang menggelar aksi
unjuk rasa dalam rangka memperingati HUT
Kabupaten Serang yang ke-495, pada Jum’at (8/10) berlokasi di depan Pendopo Bupati Serang.
Hal utama yang menjadi sorotan dalam aksi ini adalah tingginya angka kematian ibu dan bayi (
AKI-AKB). Di samping tingginya
AKI-AKB, massa aksi juga menyoroti persoalan rendahnya tingkat pendidikan dan kerusakan lingkungan yang terjadi di
Kabupaten Serang.
‘Bingung Bersama’ adalah
tagline yang digunakan dalam aksi kali ini. Adapun rangkaian aksi terdiri dari orasi, puisi, dan teatrikal.
Dalam teatrikal yang dibawakan, digambarkan sepasang suami istri yang sedang mencari Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes), untuk melahirkan. Saat mendatangi salah satu Fasyankes, justru malah ditolak dengan ketus. Pemeran petugas Fasyankes tersebut pun membentangkan tulisan ‘Gak Dulu’ dan mengusir pasangan tersebut.
Suami dan istri itu pun terus berusaha, mereka pergi ke Fasyankes lainnya. Namun, kembali mendapat penolakan, lantaran Fasyankes yang dituju tidak memiliki alat kesehatan yang memadai. Sang istri pun meninggal lantaran tidak terlayani oleh Fasyankes saat melahirkan.
Humas aksi, Jafar Shodiq, mengatakan bahwa berdasarkan dokumen profil kesehatan Provinsi Banten pada 2019,
Kabupaten Serang menjadi daerah yang memiliki AKI-AKB yang tinggi.
“Data angka kematian neonatal
Kabupaten Serang pada tahun 2019 itu berada di peringkat kedua setelah Kabupaten
Lebak. Jumlah kematian neonatal mencapai 172 per 1.000 kelahiran hidup,” ujarnya.
Shodiq menuturkan bahwa Kabupaten Serang jumlah kematian bayinya adalah sebanyak 273 kasus, dan kematian ibu mencapai 66 kasus.