Serang, SuaraHimpunan.Com – Isu kemanusiaan yang terjadi pada Etnis Muslim Uighur saat ini menjadi perbincang hangat diantara masyarakat internasional, khususnya Indonesia. Berbagai macam protes dan kecaman muncul dari berbagai pihak yang ada di Indonesia. Salah satunya Himpunan Mahasiswa Islam (MPO) Komisariat Se-UNTIRTA.
Berikut pernyataan sikap HMI (MPO) Komisariat Se-Untirta yang diterima redaksi SuaraHimpunan.Com
ATAS PELANGGARAN HAM YANG TERJADI KEPADA ETNIS UIGHUR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setiap manusia yang terlahir di dunia ini memiliki Hak-Hak Dasar yang melekat pada diri manusia itu sendiri. Ini telah disepakati bersama oleh masyarakat dunia, dan diperingati setiap tahunnya pada tanggal 10 Desember sebagai Hari Hak Asasi Manusia. Tentu kesepakatan tersebut harus dijalankan oleh seluruh pihak, baik perorangan, kelompok, hingga negara sekalipun.
Namun nyatanya, hak-hak dasar tersebut tidak didapatkan oleh Etnis Uighur yang berada di Republik Rakyat China. Etnis Uighur telah mendapatkan perlakuan diskriminatif dan represif dari pemerintah RRC selama bertahun-tahun. RRC beralasan, perlakuan terhadap Etnis Uighur tersebut bertujuan untuk menekan paham separatisme dan radikalisme yang tersebar diantara Etnis Uighur.
Perlakuan tersebut diantaranya ; pemaksaan atas ideologi, pelarangan terhadap praktik keagamaan, indoktrinasi politik, hingga pada penggunaan kamp penahanan jika dianggap melanggar ketentuan. Belum lagi kabar yang menyebutkan perlakuan tidak manusiawi terhadap tahanan yang perada di kamp, baik secara mental maupun secara fisik.
Hal tersebut tentu bertentangan dengan kesepakatan bersama berkaitan dengan Hak Asasi Manusia yang telah diakui oleh negara-negara yang ada. Oleh sebab itu, kami HMI (MPO) Komisariat Untirta Pakupatan dan Untirta Ciwaru bersikap :
1.Mengutuk tindakan diskriminatif dan represif dari pemerintah China terhadap Etnis Uighur.
2.Mengajak masyarakat, pemuda, dan mahasiswa untuk bersolidaritas terhadap Etnis Uighur atas tindakan diskriminatif dan represif yang mereka dapatkan.
3.Meminta para pemimpin negara Islam khususnya Indonesia untuk mendorong Republik Rakyat China menghentikan segala tindakan diskriminatif dan represif terhadap Etnis Uighur dan bentuk tim pencari fakta independen.