Serang, suarahimpunan.com – Banyaknya kasus kematian petugas penyelenggara Pemilu hingga saat ini masih diperdebatkan penyebabnya. Karena, menurut sebagian orang, kematian disebabkan karena kelelahan sebagaimana yang disebutkan oleh KPU RI, tidak mungkin terjadi.
Hal tersebut dilontarkan oleh dr. Ani Hasibuan dan juga lembaga kesehatan Mer-C. Menurut mereka, tidak pernah ditemukan adanya kematian akibat daripada kelelahan.
Polemik atas kematian petugas penyelenggara Pemilu ini membuat Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Komisariat Pakupatan melakukan aksi keprihatinan dengan membagikan bunga hitam dan ta’jil yang disertai dengan selembar agitasi kepada pengguna jalan.
Ketua HMI MPO Komisariat Pakupatan, Suhandi, mengatakan bahwa pihaknya merasa persoalan kematian petugas penyelenggara Pemilu tersebut harus segera diselesaikan.
“Persoalan ini harus segera diselesaikan. Karena kita bisa lihat sekarang, bagaimana persoalan ini sudah berkembang sangat liar,” ujarnya kepada Kru LAPMI Serang di sela-sela aksi keprihatinan di depan kampus 1 UIN “SMH” Banten, Minggu (19/5).
Menurut Suhandi, pihak-pihak yang bersangkutan tidak boleh menganggap remeh kematian para petugas penyelenggara Pemilu tersebut. Karena meskipun hanya ada satu korban jiwa, lanjut Suhandi, pemerintah harus bertanggung jawab.
“Ini bukan soal berapa banyak korbannya, melainkan adanya tanggungjawab yang melekat pada pemerintahan dan institusi penyelenggara pemilu terhadap korban dan keluarga yang ditinggalkannya,” katanya.
Selain itu, Suhandi mengatakan bahwa apabila pemerintah maupun KPU tidak serius dalam menangani persoalan tersebut, dikhawatirkan masyarakat akan kehilangan kepercayaannya.
“Gejala-gejala ini sudah mulai muncul. Masyarakat sudah mulai meragukan integritas dari KPU dan pemerintah dalam persoalan ini. Bahkan mulai muncul isu-isu bahwa para petugas pemilu ini diracun,” terangnya.
Oleh karena itu, lanjut Suhandi, pemerintah dan KPU harus segera mengungkapkan hasil pemeriksaan medis para petugas penyelenggara pemilu yang meninggal.
“Silahkan hasil pemeriksaan medisnya dibuka. Harus ada transparansi kepada publik atas kematian mereka. Jangan biarkan isu ini bergulir dengan liar,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu masyarakat yang menerima bunga dan ta’jil yang dibagikan, secara spontan mengatakan bahwa dirinya mendukung apa yang dilakukan oleh HMI MPO Komisariat Pakupatan.
“Saya dukung, saya juga ingin tahu penyebab kematian KPPS yang jumlahnya ratusan ini. Karena yang saya baca itu mereka diracun,” katanya.
Untuk diketahui, tercatat sekitar 527 petugas KPPS yang meninggal dunia. Jumlah tersebut masih belum termasuk korban jiwa dari Panwaslu dan petugas keamanan yang berjaga. (Dzh)