Kabar Himpunan
Ingatlah Penguasa, Air Mata Ibu Itu Mahal
Published
5 tahun agoon
Oleh : Israhmat, HMI Cabang Kendari
Lama sudah aku merdeka, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam kondisi balita tersebut aku sempat merangkak-rangkak ke jalan agar dunia ini bisa melihatku. Lelaki tampan dan perkasa itu telah mampu memberikan warna baru bagiku, sempat ku dijajah berabad-abad oleh bangsa asing yang tak berperikemanusiaan itu. Lelaki gagah itu juga yang memproklamatorkan didepan anak-anaknya bahwa ibu pertiwi ini telah bebas dari penjajahan. Ia adalah Soekarno, sang Presiden pertama. Aku pun sempat berterimakasih padanya dan kepada pahlawan-pahlawan nasional lainnya..
Ditahun 1967 aku bangun dari tempat tidur ini, ternyata lelaki gagah dan tampan itu tak bersamaku lagi, ia dilengserkan dan diganti oleh lelaki dengan berpangkat jenderal dan memiliki raut muka yg katanya bangsa Barat The Smilling General. Ia adalah Soeharto yang menguasaiku dimasa itu. Rasa bangga pernah ku alami saat ketika pria tersebut berhasil membuatku menjadi nomor satu sebagai pengimpor beras terbesar di dunia. Hanya saja kebahagian itu tak berselang lama , ia telah menjadi diktator akibat rasa menguasai selama 30-an tahun. Mungkin faktor uang, tahta ataupun kekuasaan lainnya. Haru dan sedih saat melihat anak-anak mahasiswa yang berjuang melepas pakaian orba ini dan memaksa agar diganti dengan pakaian berlabel reformasi. Hingga kesedihan terasa saat banyaknya korban dan pejuang yang kehilangan status hidupnya . Aku sempat berteriak saat pakaian orba ini tak lagi memberikan rasa nyaman., Hingga pada 21 Mei 1998, setelah tekanan politik besar dan beberapa demonstrasi, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya di televisi.
Era reformasi pun hadir, tepukan tangan pantas kuberikan kepada para pemuda terkhusus mahasiswa yang telah berjuang. Dan tamparan keras harus kulakukan kepada para penguasa diktator dan jajarannya. Akhirnya lelaki celebes inilah yang mengakhiri orde baru menggantikan kekosongan presiden saat itu. Ia adalah sang Wakil yang naik takhta mewarisi pecah belahnya masa orba, B.J Habibie namanya. Di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun pada akhir pemerintahannya, terutama setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan selanjutnya. Lelaki cerdas tersebut juga telah mampu merancang pesawat terbang, sehingga aku pantas menyebutnya Bapak Teknologi Indonesia.
Hingga pada 19 Oktober 1999, MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie dan ia mundur dari pemilihan presiden. Beberapa saat kemudian, Akbar Tanjung, ketua Golkar dan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan Golkar akan mendukung Gus Dur. Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali berkumpul dan mulai memilih presiden baru. Abdurrahman Wahid kemudian terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara. Lelaki cendekiawan muslim ini bersikap tegas dan selalu mencopot mentrinya saat melakukan tindakan yang tak sepahaman dengannya. Hingga pernyataannya dalam dekret yang berbunyi membubarkan DPR/MPR , mengembalikan kedaulatan ketangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu 1 tahun . Namun dekret tersebut tak memperoleh dukungan , dan tetap 23 juli 2001 menjadi saksi sejarah saat ia dihentikan berkuasa pada saat sidang istimewa akibat tokoh-tokoh reformasi berebut istana.
Selamat ku berikan kepada wanita ini, Ia adalah putri dari lelaki tampan dan gagah yang kumaksud diawal. Namanya tentu mengingatkanku kepada-nya. Aku sempat berkhayal semoga sosok perempuan ini bisa menjadi reinkarnasi dari Proklamator itu, entah sikap atau perlakuannya. Semoga saja., . Namanya adalah Megawati atau yang dikenal dengan Mbak Mega. Masa-masa saat menguasaiku banyak persoalan yang ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah, pemilihan umum presiden secara langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap merupakan salah satu keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia. Ia mengalami kekalahan (40% – 60%) dalam pemilihan umum presiden 2004 tersebut dan harus menyerahkan tonggak kepresidenan kepada Susilo Bambang Yudhoyono mantan Menteri Koordinator pada masa pemerintahannya.
Aku bisa menyimpulkan dalam bidang ekonomi, ia sukses membentuk KPK yang bertujuan membetantas koruptor yang merajalela. Ia juga sempat menghentikan aktifitas tambang Freeport di Papua dan berusaha meningkatkan kinerja ekspor di tanah air ini. Dalam bidang politik ia yang pertama kali melaksanakan pemilihan legislatif dan presidun secara langsung oleh rakyatku. Hebat memang dia dimasa itu walaupun dirinya tak lulus dari 2 jurusan yang pernah dicobanya.,,
Akhirnya, rakyatku menjadi acuan dalam pemilihan siapa leadirship selanjutnya ?. Pasalnya pemilu secara luber dan jurdilpun harus dilakukan di tahun 2004 kala itu. Susilo Bambang Yudhoyono atau dikenal SBY adalah pemenang dalam kontes demokrasi tersebut. Ia mengungguli suara bu Mega. Lelaki tinggi dan berjiwa militer ini menjadi pionir dalam pemberantasan korupsi. Karna pasalnya ini kali pertama kita bisa menyaksikan malunya pejabat-pejabat yang ketahuan memakan harta rakyat. Aku berterimakasih padanya sebab dimasanya lah angka kemiskinan menurun drastis bahkan pernah sampai level 14%. Aku sempat khawatir saat detik berakhir jabatannya , karena suhu politik dikala itu memanas antara dua capres. Ia tidak lagi mencalonkan sebab 2 periode ia telah menguasaiku. Disaat angin politik bertebangan dilingkungan ini, ia dengan hebatnya bisa menjaga stabilitas politik mungkin karna gaya pendekatan SBY yang kalem sehingga semua pihak merasa terakomodir atau jiwa militernya yang telah mengajarkannya cara menjaga keamanan.
Ditahun 2014 , rakyatku sekali lagi menyalakan api pesta demokrasi . Kali ini sosok yang menggantikan SBY menimbulkan banyak tanda tanya. Muncul 2 figur dari pengalaman dan keilmuan berbeda. Satu dari akademisi bermodal sarjana kehutanan. Dan satunya sang Jendral yang tegas berjiwa kepemimpinan. Rangkain perjalanan dan strategi politik untuk keduanya pun berbeda. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, salah satu partai besar dikala itu mencalonkan Joko Widodo, sang wali kota solo, sang Gubernur Jakarta dan pernah dianugrahi walikota terbaik ketiga didunia dengan penataan kota dan pembangunan-nya. Ia dikenal dengan Blusukannya yang selalu terjun langsung kelapangan / duniaku, berinteraksi langsung dengan masyarakatku. Hanya blusukannya menuai pro dan kontra oleh berbagai pihak. Disatu sisi Partai Gerindra mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden..
Meletuslah balon kemenangan disaat sehari pesta demokrasi itu berlangsung. Lucunya 2 lelaki ini mengklaim kemenangan-nya, membuat bingung masyarakat pastinya. Sampai pada akhirnya JOKOWI-lah menjadi rajanya saat KPU mengumumkan secara resmi. Dimasa perdananya banyak kebijakan langsung dikeluarkan. Contohnya serba-serbi Kartu , dan pembangunan jalan-jalan tol diberbagai daerah. Sampai pada tahun ini 2019 , seakan pengulangan bagiku karna keduanya pun bersaing hingga kesimpulannya pun sama dengan kemenangan sang sarjana kehutanan lagi. Tapi suasana kemenangan tersebut dipadukan dengan terjadi banyaknya konflik dan bencana. Sebutlah para aksi Mahasiswa yang menolak RUU KUHP, Revisi UU KPK , Warga Papua mengalami konflik sosial, Warga Maluku , Palu , Sulawesi Tenggara mengalami gempa, banjir bahkan potensi Tsunami. Itu menakutkan bukan. Apakah ini menandakan usiaku sebagai Ibu Pertiwi tak lama lagi berakhir atau pertanda kondisi Bangsa Ini sedang tidak baik-baik saja. Apakah rakyatku, para wakil rakyatku, hingga presiden lupa kepada siapa ia menghirup udara pertama kali kalau bukan dari rahimku. Bukankah disetiap hari senin anak” sekolah menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya, bukankah para wakil rakyat telah bersumpah untuk mengabdi dan berusaha untuk memberikan keadilan sosial bagi rakyatku. Bukankah pula sang Presiden telah bersumpah dan berjanji ingin memajukanku hingga mengubah kata Negeri Berkembang menjadi Negeri Maju.
Mungkin yang kulahirkan saat ini adalah anak-anak durhaka yang popularitasnya lebih banyak dibandingkan orang-orang dermawan. Aku akan mengutuk mereka-mereka itu dan pencipta akan membalasnya pula di Akhirat. Tapi itu semua akan berakhir ketika kopi tak lagi pahit dan gula pun ikut membenarkannya…
Semoga mereka melihat dan membaca tulisan ini dan bisa menjadi pencerahan bagi semuanya dimasa-masa mendatang.
Tangisan ibu itu mahal.
Isr.
You may like
-
HMI MPO Cabang Serang Gelar Aksi Demonstrasi: Evaluasi Kritis Kinerja Bupati di Usia 498 Kabupaten Serang
-
24 Tahun Banten Berdiri: Potensi Besar yang Masih Terkendala Ketimpangan dan Pengangguran
-
Lima Pelaku Penculikan dan Pembunuhan APH Berhasil Diringkus, Sekum HMI MPO Badko Banten Beri Apresiasi Pihak Kepolisian Polda Banten
-
HOMINES SUMUS, NON DEI