Lebak, suarahimpunan.com – Mandeknya gerakan mahasiswa akhir – akhir ini disebabkan oleh terlalu ketatnya peraturan kampus, sehingga gerakan mahasiswa menjadi terbatas.
Demikian disampaikan oleh peserta diskusi terbuka yang diadakan oleh HMI (MPO) Cabang Lebak dalam rangka pelantikan pengurus periode 2019-2020.
Menanggapi hal tersebut, salah satu pemateri, kanda Agus Sutisna, mengatakan bahwa kondisi dunia perkuliahan saat ini tidak terlalu mengikat. Pasalnya, zaman sebelum Orba lengser, pembungkaman mahasiswa sangatlah keras.
“Zaman saya masih mahasiswa, NKK/BKK itu betul-betul amat sangat membatasi pergerakan mahasiswa. Hari ini dunia kampus amat sangat terbuka. Lebih bebas dibandingkan dulu,” ujarnya di cafe Andhika, Sabtu (18/5).
Ia menuturkan bahwa saat ini mahasiswa sebenarnya sudah mendapatkan kebebasan untuk berekspresi yang cukup besar. Karena selain NKK/BKK sudah tidak lagi berlaku, juga tidak ada yang berani secara terang-terangan memberangus mahasiswa.
“Regulasi regulasi kampus itu pasti ada. Jangan kalian mengeluh dan menjadikan regulasi tersebut sebagai alasan tidak bisa bergerak. Kalian lebih bebas dibandingkan era saya dulu,” ujar kanda Agus yang juga seorang Komisioner KPU Banten.
Hal senada dikatakan oleh kanda Oji selaku pemateri yang lainnya. Menurutnya, pada zaman dirinya menjadi mahasiswa, pembungkaman mahasiswa bukan hanya ketika mereka berani turun aksi, melainkan ketika mereka ingin terlibat dalam organisasi, itu juga dibungkam.
“Zaman saya itu jangankan ikut aksi, ikut LK1 HMI aja langsung di DO. Jadi kalau sekarang ngerasa takut karena dianggap peraturan kampus mengikat, itu salah,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengajak kepada struktur kepengurusan HMI MPO Cabang Lebak yang baru untuk bisa membangun gerakan yang inklusif. Agar dalam mewujudkan tujuannya dapat lebih mudah.
“Untuk bagaimana mewujudkan cita-cita HMI MPO Cabang Lebak, yaitu Lebak Berkeadilan, maka dibutuhkan yang namanya inklusifitas gerakan. Dimana dalam inklusifitas tersebut, HMI MPO harus menyatukan seluruh gerakan mahasiswa, agar dalam melakukan pergerakan tidak dibatasi oleh background organisasinya,” tegasnya. (Dzh)