Kabar Himpunan

Ngabuburit Virtual Cabang Serang, Perempuan Dituntut Partisipatif di Bidangnya

Published

on

Serang, suarahimpunan.com – Memperingati hari Kartini tahun 2021, menggelar Ngabuburit virtual bertajuk ‘Menjadi Perempuan Partisipatif Itu Pilihan, Bun!’ melalui Google Meeting dan disiarkan langsung melalui YouTube LAPMI Cabang Serang, Minggu (25/4/2021).

Kegiatan tersebut menghadirkan tiga pembicara perempuan yang aktif dan partisipatif di bidangnya. Diantaranya yaitu Rani Astriani Mointi, Pengurus Kornas Kohati periode 2018-2020; Lilis Sumiati, ASN Provinsi Banten dan Eny Suhaeni, Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Banten 2019-2023.

Kepala Bidang Infokom , Irat Suirat menyampaikan saat ini perlu disoroti hari ini yaitu bagaimana perempuan itu sendiri yang memenjarakan diri dalam pemikiran yang kolot bahwa perempuan yang aktif berpartisipasi dalam kemasyarakatan memang sudah ditakdirkan demikian.

“Sudah basi berbicara bagaimana kolotnya pemikiran masyarakat, khususnya kaum pria, mengenai partisipasi perempuan di masyarakat. Karena saat ini, sudah sangat jarang ada pembredelan hak partisipasi perempuan di segala bidang kemasyarakatan,” ungkapnya, usai memoderatori kegiatan Ngabuburit Virtual.

Menurutnya, di era milenial seperti ini, bukan hal yang tidak mungkin jika kaum perempuan yang memiliki peran utama sebagai pendidik, bisa menjadi karir ataupun berperan aktif dalam birokrasi dan politik. Karena, semua bidang sudah memiliki jaminan dalam undang-undang.

“Bagaimana dengan perempuan dengan segudang aktivitasnya? Riset membuktikan bahwa perempuan adalah makhluk multitalenta yang secara otomatis bisa melakukan beberapa kegiatan dalam satu waktu. Bahkan disebut lebih cakap membagi waktu antara studi, pekerjan dan aktivitas lainnya,” ujarnya.

Baca Juga:  Jawab Tantangan Industri 4.0, HMI MPO Wonosobo Digitalisasi Kesekretariatan

Dalam pemaparannya, Rani Mointi mengatakan bahwa sebagai seorang perempuan, harus lebih sering menggali potensi yang ada pada diri sendiri, sehingga dapat menghasilkan karya yang luar biasa. Menurutnya, terlahir sebagai perempuan itu pastinya memiliki potensi, hanya saja sebagian tidak mengenali potensi-potensi yang ada.

“Sehingga kita tidak percaya diri untuk berpartisipasi dalam persoalan sosial kemasyarakatan,” katanya.

Untuk menanggulanginya, ia sendiri memiliki cara yaitu dengan membuat peta kekurangan dan kelebihan diri. Selanjutnya, mengembangkan minat dan bakat, sering bersosialisasi dan melibatkan diri di agenda-agenda kebaikan dan positif.

“Jadilah perempuan yang berkualitas dan hadirlah sebagai perempuan pembaharu, jangan apatis dan individualis, umat menanti karya kita semua sebagai perempuan. Sebagai seorang perempuan, harus memperkaya diri dengan pengalaman, serta niatkan apa yang dimiliki agar bermanfaat untuk orang lain. Jika tidak disibukkan dengan kebaikan maka kita akan disibukkan oleh ketidakbaikan, ambil peranmu sekarang juga,” pesannya.

Pembicara lainnya, Lilis Sumiati menyampaikan bahwa perempuan memiliki pilihan untuk ikut berperan aktif ataupun tidak di dunia luar. Bagi perempuan, ikut andil dalam berbagai hal dan kegiatan itu adalah pilihan dan dituntut harus bisa membagi waktu untuk keluarga.

“Tentunya membagi waktu bukan hal yang mudah. Di era milenial saat ini banyak orang menjadi dirinya dalam arti berkarir misalnya adalah pilihan,” katanya.

Baca Juga:  Sukses Gelar Webnas, KOHATI Serang Raya Siap Kembali Berjaya

Aktivis perempuan yang juga turut berjuang dalam pendirian Provinsi Banten ini menyampaikan bahwa harus terus giat dalam berkarya. Ketika seseorang memilih sesuatu, maka itulah pilihan hidup.

“Menjadi perempuan partisipatif artinya di sini memilih. Ketika sudah memiliki pilihan hidup apakah ia bekerja, menjadi ibu rumah tangga, dengan berbagai kondisi, perempuan harus memposisikan diri dan harus rela menomorduakan hal lainnya yang bahkan harus ditinggalkan,” tandas ASN Provinsi Banten ini.

Selanjutnya, pembicara ketiga yang merupakan dewan pendidikan Provinsi Banten, Eny menyampaikan bahwa perempuan harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang tinggi, dan jangan berhenti mencari, membaca dan bertindak untuk hal-hal baik.

“Hidup ini pilihan, jadilah perempuan atau orang yang memilih hidup yang baik yang memberi maslahat kepada masyarakat dan memberi manfaat kepada umat,” katanya.

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa perempuan adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya, maka sudah seharusnya memiliki potensi lebih memahami berbagai hal, terlebih perihal agama. Karena pendidikan agama adalah hal yang paling penting untuk anak-anak.

“Yang paling utama dan yang pertama adalah basic agama. Agama bisa mengendalikan semua, kalau kita dikendalikan oleh dunia maka kita akan hancur, akan tetapi jika agama yang mengendalikan kita, maka insyaAllah kita akan selamat,” tuturnya. (RED)

Lagi Trending