Suasa pun kembali kondusif selama beberapa saat. Namun, bentrokan kembali terjadi antara massa aksi dengan aparat Kepolisian. Bentrokan tersebut berujung pada penyeretan salah satu massa aksi, Diebaj. Beruntungnya, saat sedang diseret oleh salah satu oknum polisi, massa aksi lain menyelamatkan.
“Kami hanya bertahan di barisan sembari menunggu perwakilan Pemprov Banten untuk menemui kami, tapi polisi malah mengatakan kami memprovokasi dengan memukul dan mengatakan kata-kata kasar,” ungkapnya.
Padahal kata Diebaj, jelas-jelas dirinya yang ditendang terlebih dahulu oleh polisi dengan inisial B. Dan pada saat ia ingin menyelamatkan rekannya yang sedang ditarik oleh polisi, justru dia ditarik dan diseret oleh polisi.
“Tidak hanya itu, saya juga diinjak oleh pihak kepolisian. Sebelumnya juga anggota saya bernama Muntazir ditendang kepalanya oleh polisi yang namanya B. Jadi wajar kalau kami juga marah. Kami menyayangkan hal tersebut,” ucapnya yang juga merupakan Ketua Umum
HMI MPO Cabang Serang.
Ia menyayangkan sikap anarkis aparat kepolisian yang ditugaskan untuk mengamankan jalannya aksi. Namun sebaliknya, Diebaj memandang bahwa saat itu pihak kepolisian bukan mengamankan, akan tetapi memprovokasi massa aksi.
“Seharusnya polisi mengamankan aksi bukan malah memprovokasi apalagi bertindak represif,” tegasnya. (RED)