Inilah Negara +62 dengan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyannya,Pancasila sebagai ideologinya dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai hukumnya. Indonesia memiliki 267 juta jiwa penduduk ,suku sebanyak 714 dengan bahasa daerahnya yang mencapai 1001 bahasa daerah dan dengan 3 pembagian waktu dari Sabang sampai Merauke,apalagi kalau bukan WIB (Waktu Indonesia Barat),WITA (Waktu Indonesia Tengah),WIT (Waktu Indonesia Timur).
Bisa
kita lihat begitu banyak keberagaman yang ada di Negara +62 ini tapi kita tetap
merasa satu dan tidak merasakan bahwa keberagaman dan perbedaan itulah yang
akan membuat Negara kita terpecah
belah,karena kita memiliki Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan kita, “Berbeda-beda
Tetapi Tetap Satu”,kita ketahui bahwa Bhineka Tunggal Ika sudah ada sejak abad
14 sampai sekarang,namun sayangngnya
dari tahun ke tahun baik semboyan dan ideology yang ada selama ini sudah
mulai terkikis dari kehidupan yang ada dalam Negara yang mulai beranjak dewasa
ini,kita memang masih terdiri dari berbagai perbedaan namun kita tak lagi
satu,semboyan itu tak lagi menjadi moto dan hanya menjadi sebagai symbol semata
saja untuk mempercantik lambang burung garuda itu,mungkin hanya mneghitung
puluhan tahun lagi dan symbol itu juga akan menghilang dari ingatan
kita,mengingat di Negara +62 ini kita sudah mulai akrab dengan kata “Rasis” dan
“Vandalisme”.
Rasis
dan vandalisme sudah bukan lagi hal yang dianggap tabu di Negara kita,bagaimana
tidak,kata ini sudah merajalela di Negara kita,kita saling
mendeskriminasi,mengintimidasi hal-hal yang tidak sama dengan kita,dan
menjadikannya sebagai kesenangan
tersendiri dan menganggapnya sebagai hal yang lumrah,lantas apa bedanya
kita dengan bangsa-bangsa lain yang bangga untuk mendeskriminasi orang
lain,bukankah kita adalah orang Indonesia yang terkenal dengan cirri khas
semboyan kita “BHINEKA TUNGGAL IKA” “BERBEDA-BEDA TETAPI TETAP SATU”,ataukah
selama ini kita hanya menganggap semboyan ini sebagai symbol belaka saja yang
tak ada nilainya sama sekali. Sekarang, Papua dan Indonesia ibarat sepasang
kekasih yang ditusuk dari belakang oleh tindakan rasis tersebut dengan dalih
untuk membuat persekusi antara keduanya,cukup Timor Leste yang meninggalkan
Indonesia,cukup Aceh yang hampir meninggalkan Indonesia,bukankah Indonesia akan
indah jika kita bersatu,mari junjung tinggi
semboyan Negara kita.
Tak
hanya rasis yang ada,tapi juga vandlisme ada dan kerap kali terjadi dalam
setiap aksi demo,pembakaran ban,pengrusakan bangunan-bangunan,hingga jatuhnya
korban karna aksi vandalisme tersebut,vandalisme dan rasis ada karena Indonesia
mulai terpecah,hilangnya rasa cinta akan sesama warga Indonesia dan rusaknya
moral yang ada dikalangan masyarakat membuat hal itu mungkin untuk terjadi,bagaimana
tidak,perubahan kurikulum yang acap kali terjadi di Indonesia membuat
pendidikan-
pendidikan moral khususnya mengenai
pendidikan kebangsaan sudah
mulai berkurang,entah itu dari wawasan cakupan materinya maupun jam untuk
mempelajari materi tersebut. Perubahan kurikulum yang ada sampai saat ini
khususnya untuk materi kebangsaan sangat terasa perubahannya,waktu saya berada
di bangku sekolah dasar pelajaran mengenai kebangsaan saya bernama PPKN,di mana
dalam mata pelajaran tersebut banyak sekali terdapat materi-materi mengenai
BHINEKA TUNGGAL IKA dan Pancasila,kemudian saat memasuki bangku sekolah
menengah pertama materi kebangsaan diberi nama mata pelajaran PKN,dalam mata
pelajaran tersebut kita mulai belajar mengenai moral ,norma,nilai pancasila dan
trias politica,kemudian saat memasuki bangku sekolah menengah akhir,entah
kenapa materi mengenai pancasila semakin sedikit dan tidak ada lagi materi
mengenai Bhineka Tunggal Ika. Dari sini saya mempelajari bahwa ternyata yang
membuat perbedaan antara jiwa kebangsaan dulu dan sekarang terletak pada apa
yang diajarkan dan diterima dari bangku pendidikan,orang tua saya selalu
berkata bahwa pelajaran kebangsaan mereka bernama pendidikan pancasila,dalam
pelajaran tersebut disajikan materi-materi yang apik dan terfokus pada
pancasila,itulah mengapa orang tua kita sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
pancasila dan memiliki jiwa kebangsaan yang sangat tinggi,berbeda dengan
sekarang ,karena materi pendidikan kewarganegaraan yang diterima tidak berfokus
pada satu hal saja dan terbagi-bagi,sehinggaa membuat kita lupa akan
nilai-nilai pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Dari hal tersebut tidak menutupo
kemungkinan sehingga kenapa saat ini di Indonesia marak terjadi yang namanya
tindakan rasis,deskriminasi,dan vandalisme .
Selain
Bhineka Tunggal Ika,kita juga memiliki ciri khas ideology,yaitu Pancasila
dengan lima dasar Negara,namun lagi-lagi ideology ini juga berubah menjadi
symbol,bagaimana tidak,sila pertama dalam pancasila sudah mulai
dilupakan,maraknya terjai penistaan atas nama agama, di Negara kita menunjukkan
bahwa pada akhirnya bahkan sila yang paling pokok sekalipun mulai
dilanggar,sila ke-2 yang ada dalam pancasila sudah lama luntur dari dalam diri
kita semua,sudah adil dan beradap kah kita dengan sesame warga ?,jawabannya ada
pada diri kita masing-masing sila ke-5 yang seharusnya kita realisasikan dimana
saja hanya menjadi pajangan di dinding-dinding gedung ,tidak ada lagi keadilan
social bagi kita semua,disaat saudara kita dihina,kita hanya tinggal diam,dan
menikmati hinaan tersebut,dan tidak mencoba untuk membantu,apakah kita
benar-benar menginginkan ideology itu hanya menjadi symbol saja?,karena semua
ini,seakan-akan Indonesia mulai kehilangan jati dirinya.sekarang pertanyaan
yang muncul adalah apakah kita sudah adil dengan sesame rakyat,sudah adilkah
aturan-aturan yang ada saat ini ?,saya pribadi menjawab bahwa saya belum
bersikap adil dan aturan-aturan yang ada saat ini belum adil,bagaimna tidak,rakyat
biasa yang hanya mencuri ayam karena terdesak oleh keadaan keluarga yang
kelaparan karena tidak dapat mendapatkan penghasilan, ketika tertangkap,di
adili dengan tindakan yang tidak sewajarnya,dan hanya ditempatkan di lapas yang beralasklan karton
tipis sebagai alasnya,dengan makanan penjara yang ala kadarnya,dan waktu
kunjungan yang terbatas,sedangkan mereka yang telah mencuri hal yang lebih
besar dari seekor ayam yang membuat rakyat menderita untuk kesenangan mereka
sendiri disidang dengan proses dan keamanan yang ketat tanpa lecet
sekalipun,mereka ditempatkan di penjara yang tidak layak disebut sebagai
penjara karena menyerupai kos-kosan elit dengan fasilitas-fasilitas yang sangat
memadai,dengan makanan yang enak,dan waktu kunjungan yang bebas. Adilkah hal
seperti itu ? tentu saja tidak,jujur saja saat saya menonton acara yang
dibawakan oleh Najwa Shihab,saat dia dating berkunjung di lapas tahanan
terdakwa tindak korupsi saya sangat kecewa dengan fasilitas yang mereka terima.
Dari hal
ini saya belajar dan menarik sebuah kesimpulan bahwa kenapa saat ini banyak
terjadi tindakan rasis dan vandalisme,karena kita sebagai warga Negara Kesatuan
Republik Indonesia sudah jarang menjunjung tinggi keberadaan dari BHINEKA
TUNGGAL IKA dan tidak lagi menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila,kita sudah
mulai kehilangan jiwa pancasila karena kurangnya moral kita,dan menganggap
pancasila sebagai bacaan wajib saat upacara saja,sebagai pajangan dinding dan
lebih tepatnya hanya mengangvapnya sebagai symbol saja.
Solusi
yang bisa saya tawarkan agar kita bisa menghidupkan kembali keberadaan
pancasila dan bhineka tunggal ika adalah dengan cara mengubah mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan menjadi pendidikan pancasila,jika tidak bisa
mengubah setidaknya mata pelajaran tersebut ditambah dan diperluas materinya
mengenai pancasila dan bhineka tunggal ika,dan agar kita tidak lupa akan
keberadaan pancasila sebaiknya untuk perguruan tinggi,sebaiknya melakukan
upacara setiap hari senin,agar tidak lupa dengan nilai yang ada di pancasila
dan bhineka tunggal ika,karena vandalisme yang kerap kali terjadi karena ulah
mahasiswa itu sendiri,contohnya saat melakukan aksi demo,tidak jarang kita
menemukan gedung yang rusak karena ulah mahasiswa saat melakukan aksi demo,dan
solusi terakhir saya adalah,sebaiknya kita lebih memperkaya rasa cinta akan
sesama warga Negara Indonesia,agar tidak ada lagi terjadi tindakan rasis dan
deskriminasi antara kita,dan berusaha untuk selalu bersikap adil antara
sesama,ingatlah bahwa NKRI adalah harga mati.
Kita adalah Indonesia
yang terkenal dengan semboyan kita,tidakkah kita merasa malu dengan
Negara-negara lain karena peristiwa yang baru-baru ini terjadi pada Papua
karena kesalahan kita sendiri. Pada saat Negara lain melihat iklan dari
Indonesia yang menggambarkan betapa harmonis dan indahnya Indonesia ini,tapi
ternyata dibalik layar hal tersebut berbanding terbalik dan tidak sesuai dengan
ekspektasi bukankah kita akan malu dengan Negara lain,karena melakukan
drama dan berpura-pura bahwa Indonesia baik-baik
saja padahal saudara-saudara kita dari Papua terluka karena ulah kita sendiri.
Jika mayoritas orang kulit putih di
Indonesia pantas mengatakan bahwa orang
Papua adalah monyet,maka minoritas orang kulit hitam juga pantas mengatakan
bahwa kita mayoritas orang kulit putih adalah babi. Kalimat yang bisa saya
katakana adalah,janganlah menjadi bocah sekolah dasar yang suka menghina orang
lain karena perbedaan yang ada,jangan paksa orang lain untuk mengibarkan
bendera kemerdekaanya sendiri di dalam Negara sendiri. Mari kita bersatu
kembali dan tunjukkan kepada Negara lain bahwa kita Indonesia benar-benar
Negara yang berbeda dengan Negara lain dengan nilai Pancasila yang kuat dan
Bhineka Tunggal Ika yang menjadi moto Negara kita.