Jakarta, suarahimpunan.com – Mantan Ketua Umum PB HMI periode 1979-1981, Abdullah Hehamahua, menuding bahwa upaya pembentukan dualisme kepemimpinan pada tubuh
PB HMI MPO oleh Ahmad Latupono beserta teman-temannya, merupakan ‘operasi intelejen’ yang sengaja dilakukan untuk memecah belah
HMI MPO.
Pria yang akrab disapa Bang Dullah itu bahkan menuding bahwa Ahmad Latupono beserta teman-temannya merupakan antek-antek intelejen. Demi kebaikan HMI, Bang Dullah meminta kepada
PB HMI MPO untuk menindak tegas Ahmad Latupono dan teman-temannya serta cabang-cabang yang terlibat, sesuai dengan AD/ART.
“Sekitar sebulan sebelum pelantikan saudara Affandi sebagai ketum
PB HMI MPO periode 2020-2022 pilihan kongres di Kendari, saudara Yapono (Ahmad Latupono) bersama teman-temannya bertandang ke kediaman saya ditemani oleh alumni, saudara Suradi,” ujar Bang Dullah dalam video yang beredar di kalangan internal
HMI MPO dan diterima Kru LAPMI Serang pada Sabtu, (8/8/2020).
Menurutnya, kehadiran Ahmad Latupono beserta rombongannya untuk melaporkan permasalahan yang terjadi di dalam arena kongres HMI di Kendari, khususnya tentang pemilihan. Ia pun bertanya kepada Ahmad Latupono, apakah mereka melayangkan protes atas permasalahan tersebut di arena kongres.
“Saya tanyakan apakah yang saudara-saudara protes itu disampaikan di dalam arena kongres. Menurut mereka itu tidak sempat disampaikan, karena sudah terjadi semacam ketidakstabilan atau ketidakteraturan acara pada penutupan kongres,” tuturnya.
Ia pun menegaskan kepada Ahmad Latupono bahwa jangan sampai PB
HMI MPO meniru apa yang terjadi pada PB HMI Dipo, yakni terjadinya dualisme kepemimpinan. Ia menegaskan bahwa tidak adanya dualisme kepemimpinan merupakan harga mati.