Kabar Nasional

HMI MPO Untirta Pakupatan Sebut Rezim Bungkam Gerakan Mahasiswa

Published

on

Lapmiserangraya.ga – -MPO Komisariat Untirta Pakupatan bereaksi keras terhadap pernyataan BIN terkait paham radikalisme. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi (-MPO) Komisariat Untirta Pakupatan, Suhandi berkata hal tersebut bisa jadi cara rezim membungkam gerakan mahasiswa yang akhir-akhir ini kembali masif melakukan kritik terhadap pemerintah.


“Kita jangan terjebak dengan pernyataan dari BIN tersebut. Karena bisa saja pernyataan tersebut bertujuan untuk menakut-nakuti mahasiswa agar tidak kritis terhadap pemerintah karena takut dianggap radikal,” jelasnya.


Ia juga berkata bahwa radikal yang disebutkan oleh BIN tersebut sangatlah ambigu.


“Radikal itu yang seperti apa? Apa yang berlebelkan Islam atau bagaimana? Jika iya, jangan-jangan kami selaku kader juga diwaspadai sebagai mahasiswa yang terpapar paham radikal. Jika tidak, mengapa kajian-kajian soal radikalisme selalu dikaitkan dengan Jihad, Timur tengah, dan sesuatu yang berkaitan dengan Islam? Makanya, pernyataan ini sangat ambigu,” terangnya.

Baca Juga:  Disebut Kebiri Kedaulatan Rakyat, HMI MPO Desak Jokowi Terbitkan Perpu UU Cipta Kerja


Suhandi juga mengajak kepada seluruh mahasiswa, untuk tidak takut terhadap cap radikal yang hari ini sedang hangat diperbincangkan.


“Konsekuensi ketika melawan ketidakadilan adalah kita akan diberikan label-label yang buruk. Baik itu radikal, sesat,  teroris, dan lain sebagainya. Jadi, jangan takut. Mari kita mahasiswa kembali fokus untuk memperjuangkan kebenaran, kembali fokus melawan ketidakadilan,” ujarnya.


Sebelumnya, dilansir dari Kompas.com, Badan Intelejen Negara (BIN) kembali menegaskan bahwa 7 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) telah terpapar paham Radikalisme.


Juru Bicara Kepala Badan Intelejen Negara, Wawan Hari Purwanto, mengatakan bahwa hasil pengembangan pada tahun 2018 sebanyak 39 persen mahasiswa di 15 Provinsi menunjukkan ketertarikan terhadap paham Radikalisme.

Baca Juga:  Konflik Penambangan Pasir di Teluk Banten, Doktor Muda Untirta Ungkap Penyebabnya


“Terkait tujuh PTN yang terpapar paham radikalisme dan sebanyak 39 persen mahasiswa di 15 Provinsi tertarik terhadap paham radikalis adalah benar,” ujarnya saat berada di Restoran Sate Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa 20 November 2018.


Ia menuturkan, kadar ketertarikan mahasiswa terhadap paham Radikalisme dibagi menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Namun, kadar ketertarikan tersebut baru hanya sebatas empati. Meski begitu, menurutnya perlu adanya tindakan preventif agar empati tersebut tidak berkembang menjadi partisipasi.


“Kadarnya ada yang rendah, sedang, dan tinggi, namun lebih kepada simpatisan. Namun kalau dibiarkan bisa menjadi empati lalu pertisipan,” terangnya. (Dzh)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lagi Trending