 |
Dokumentasi : Suarahimpunan.com |
Juranlisme Warga, Suarahimpunan.com — Reuni 212 di monas 2018 berjalan dengan lancar dan kondusif, mujahid dan mujahidah berdatangan dari seluruh pelosok Indonesia.
Lancarnya agenda 212 membantah isu yang mengatakan bahwa agenda ini merupakan agenda yang penuh makar dan tindakan anti toleransi.
“Ummat Islam tak perlu diajari tolerasi, karena toleransi sudah mendarah daging pada diri ummat islam, terbukti hari ini dengan hadirnya kawan-kawan dari Non-Muslim (diacara ini-Red)” ujar salah satu Mujahid 212.
Ia pun menambahkan bahwa agenda ini bukan untuk memecah belah bangsa, khususnya Ummat Islam di Indonesia.
“Ummat Islam tak akan memecah belah bangsa, karena persatuan sudah mendarah daging,” lanjutnya.
Menurutnya, acara ini sangat dipenuhi dengan tanggung jawab akan ketertiban, kebersihan dan keamanan. Karena antara peserta satu dan lainnya saling mengingatkan akan hal tersebut.
“Muslim satu dengan muslim yang lain saling mengingatkan untuk menjaga ke tertiban acara dan kebersihan tempat, tak sedikit apabila ada yang menginjak tanam kemudian langsung di ingatkan, seperti yang saya alami tadi,” akunya.
Namun dibalik lancaranya dan kondusifnya acara, terdapat hal-hal yang seharusnya menghambat jalannya acara.
“Ustadz Haikal berkata tidak sedikit penerbangan yang di batalkan, ada Bus yang tidak jadi berangkat ke Jakarta. Dan memang hal ini juga di alami dengan rombongan kami,” lanjutnya.
Ia pun menyesali tindakan berlebihan dari aparat kepolisian dalam melakukan pengamanan. Ia mengaku, saat ingin datang ke Jakarta ia dan rombongannya harus sembunyi-sembunyi saat malam hari.
“Seolah-olah menurut polisi, kami ini berbahaya untuk masuk ke Jakarta. Seperti orang yang ingin melakukan kejahatan saja,” tutupnya.