“Analisis kami menunjukkan bahwa kepuasan hidup orang yang berduka turun tajam dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkabung. Ada penurunan besar dan tajam dalam kepuasan hidup ini dari bulan tiga menjadi sembilan dan penurunan yang lebih kecil namun masih cukup besar pada bulan ke 19 hingga 21,” dikutip dari publikasi yang diteliti oleh Liz Forbat dan Wai-Man Liu
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan, bahwa terdapat dampak kesedihan akibat kematian teman dekat terhadap kesehatan umum. Ini ditunjukkan dengan membandingkan kelompok yang berduka dengan kelompok yang tidak berkabung.
“Anda dapat melihat pelacakan kelompok yang berduka jelas lebih rendah daripada yang tidak berkabung selama 24 bulan, sebuah efek yang berlanjut selama empat tahun,” jelasnya.
“Fungsi sosial dan kesehatan mental juga lebih buruk setelah kematian seorang teman,” lanjutnya.
Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa kita perlu menganggap kematian sahabat karib dengan lebih serius, dan mengubah cara kita mendukung orang-orang yang menderita duka cita seperti itu.
Teman adalah kerabat psikologis , bahkan Anda mungkin memiliki ikatan yang lebih kuat dengan teman daripada orang yang Anda kenal sejak lahir atau menikah. Jadi ketika seorang teman meninggal, tekanan psikologis dan emosional bisa sama buruknya dengan kematian kerabat.
“Analisis kami menunjukkan bahwa jika Anda tidak aktif secara sosial, kematian seorang teman dapat membuat dampak duka menjadi lebih buruk. Ketika lingkaran sosial Anda menyusut, Anda menjadi kurang tahan terhadap kesedihan karena Anda kehilangan sumber utama dukungan emosional dari jaringan sosial Anda,” lanjutnya.