Kabar

Bank Indonesia Mendorong Pembuatan Holding Bisnis Pesantren

Published

on

Serang, suarahimpunan.com Holding merupakan program penguatan kemandirian bagi pondok dengan tujuan mendukung akselerasi ekonomi, keberadaan holding akan mempermudah inisiatif-inisiatif strategis terkait pengembangan pesantren. Termasuk juga peningkatan tata kelola pesantren dan pengembangan pasar bersama pesantren, selain itu pendirian holding pesantren memberikan efek yang sangat kuat pada pondok pesantren dengan volume bisnis yang besar, terutama dalam melakukan negosiasi dengan mitra-mita bisnis lain.

Pada tanggal 29 September 2021, Bank Indonesia menggelar Webinar tentang ‘Model Bisnis Pesantren’ tujuan yang memang ingin dicapai adalah bagian dari percepatan pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia di Pondok Pesantren serta mempertahankan eksistensi Pondok Pesantren yang pada era pandemi ini gejolak kemunduran dari berbagai sektor, dalam hal ini perhatian Presiden RI tentang Eksistensi dan marwah pondok pesantren membentuk Perpres No. 82 tahun 2021 tentang pendanaan penyelenggaraan pondok pesantren.

Circle of Society yang dilakukan oleh BI merespon Perpres No. 82 tahun 2021 ini perlu menjadi perhatian secara khusus untuk menjadikan reformasi pesantren dalam membangun tata kelola, Dalam meningkatkan sumber daya manusia di bidang .” Ujarnya, Divisi Pendidikan Genbi komisariat UIN SMH Banten, Muhamad Rizki Nursidik.

Istilah Usaha Mikro Kecil Menengah atau sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat, selain telah melekat pada kehidupan manusia sehari-hari dalam bertransaksi. UMKM juga mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian dunia termasuk di Indonesia. Indikasinya, UMKM mampu menjadi tumpuan untuk memulihkan perekonomian nasional pada masa pandemi Covid-19 saat ini.

Baca Juga:  FoSSEI Banten Berbagi, Kembalikan Senyum Masyarakat di Masa Pandemi

“Pemerintah harus terus mendorong para pelaku UMKM agar mampu bersaing di pasar global dan masuk ke layanan finansial berbasis digital maupun memasarkan produknya di market place atau pasar digital. Bukan hanya pemerintah, Bank Indonesia (BI) pun ingin memajukan ekonomi UMKM hingga ke ranah Internasional.” Ucapnya.

UMKM eksportir merupakan yang paling banyak terpengaruh oleh pandemi covid-19, disusul kemudian secara berturut-turut UMKM yang bergerak dalam sektor kerajinan dan pendukung pariwisata serta sektor pertanian. Askes permodalan menjadi suatu hal penting untuk turut mengangkat kemampuan usaha mikro, kecil dan menengah di Pesantren.

Berbagai skema dapat digulirkan untuk memperkuat di Pesantren, mulai skema hibah, pinjaman dana bergulir, CSR, pembiayaan perbankan dan non perbankan, hingga kerjasama antar entitas bisnis berbasis Pondok Pesantren.

Menurutnya Ada tiga komponen Pondok Pesantren yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari ekosistem bisnis di Pesantren. Pertama, dimana pesantren di Jawa Timur memiliki santri dengan jumlah kurang lebih satu juta santri, sudah barang tentu santri tidak sendirian, namun ada orang tua dan keluarga yang menyertai.

Kedua, Jumlah Pesantren di Jawa Timur menjadi kekuatan dan pasar potensial dimana kluster produk yang dihasilkan pesantren diantaranya Kluster Hasil Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, Industri Makanan Minuman, Pakaian, Kerajinan, Alat Rumah Tangga, Jasa, Pariwisata, hingga Teknologi Informasi. Jika dioptimalkan tentu hal ini menjadi kekuatan yang luar biasa.

Baca Juga:  Diduga Lakukan Pungli, HMI MPO Lebak Tuntut Copot Kepala KCD

Ketiga, setiap tahun Pesantren meluluskan Ribuan Santrinya diantara para lulusan kemudian menjadi Guru ngaji, Da’i dan Kyai. Namun, tidak sedikit yang berprofesi sebagai entrepreneur, berbeda dengan alumni institusi Pendidikan lainnya dimana alumni pesantren memiliki hubungan emosional yang sangat erat dengan Kyai dan Pesantrennya.

Bank Indonesia Provinsi Banten dalam hal ini memasifkan program ekonomi kreatif dalam wadah UMKM, dalam hal ini momentum Merger Bank Syariah sebagaimana diketahui tiga bank syariah nasional telah melakukan merger menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) yang saat ini termasuk dalam peringkat tujuh perbankan nasional dengan aset 240 triliun dan top 10 perbankan syariah dunia dalam kapitalisasi market. BSI telah memproyeksikan 53,83 triliun penyaluran UMKM atau 23 persen dari total penyaluran dana.

Adanya momentum Covid-19 dan momentum digital, pandemi covid-19 telah mengubah paradigma dan lifestyle dalam hal pembiasaan baru, yakni digitalisasi. Dalam hal ini upaya yang di lakukan BI adalah dengan menggalakkan program Qris, Qris adalah alat pembayaran berupa barcode yang bisa meningkatkan kemudahan untuk para pengguna nya dalam melakukan transaksi secara non tunai.

Program ini juga dapat menghambat laju penyebaran virus Covid-19 di dunia ekonomi, pembatasan mobilitas selama pandemi covid-19 telah mempercepat dan mengakselerasi digitalisasi di berbagai aspek kegiatan ekonomi, menjadikan perhatian pemerintah dan BI terhadap kesejahteraan masyarakat dan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dimasa pandemi Covid 19.

(AA)

Lagi Trending