Suarahimpunan.com – Dengan dilatarbelakangi sebuah sengketa tanah yang meruncing antara masyarakat adat dengan sebuah perusahaan, kali ini Sinar (Sinema Rakyat) bersama AGRA dan Lab. Banten Girang garap film dokumenter panjangnya yang berjudul ‘Babi-Babi di Tanah Surga’.
Adanya konflik antara ratusan masyarakat adat Pulau Sangiang dengan PT Kalimaya Putih berhasil menarik perhatian sekelompok Seniman Film yang tergabung dalam Sinar (Sinema Rakyat) bersama AGRA dan Lab. Banten Girang.
Film yang di produseri Carya Maharaja dan disutradarai oleh Abdul Malik Mohammad ini dibuat dengan menggambarkan situasi sebenarnya yang terjadi disana, yaitu tentang perjuangan warga pulau Sangiang yang menuntut hak dikembalikannya tanah ulayat mereka yang diklaim sepihak pengelolaannya oleh PT Kalimaya Putih.
Adam Malik Mohammad selaku Sutradara, menerangkan bahwa masyarakat Pulau Sangiang dibuat tidak betah dengan cara mata pencaharian utama sebagai petani dirusak akibat hama babi yang diduga ulah sengaja perusahaan.
“Hama yang belum pernah ditemukan sebelum perusahaan masuk. Warga menduga perusahaan sengaja memasukkan hama-hama itu agar warga tidak betah menempati pulau itu,” terangnya.