Selanjutnya, ia juga menjelaskan perihal isu sengketa tanah yang tak pernah usang, bahkan sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia, dan rakyat kecil lah yang selalu menjadi korban.
“Biasanya konflik tersebut perjuangan warga sudah menduduki pulau tersebut secara turun temurun yang mayoritas penduduk asli akhirnya tergeser dengan kepentingan korporasi,” ujar pria yang kerap disapa Malik.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki Tim Sinar, ia bersama Tim masih akan terus berupaya melanjutkan pembuatan film dokumenter tersebut.
Mengingat Sinar dan Lab. Banten Girang merupakan komunitas yang memang peduli dan bergerak dibidang ini, membuat tim seniman tersebut nampak bersemangat dalam proses produksi film ini.
Selain itu, Malik juga optimis bahwa film dokumenter yang sedang diproduksinya ini akan diikutsertakan dalam berbagai festival film lokal, nasional, hingga internasional.
“Kelak film ini akan rilis pada bulan Agustus 2022 dan akan diikutsertakan dalam beberapa festival film baik dalam negeri maupun luar negeri, kami berharap masyarakat ikut mendukung,” tandasnya.
(rrn)