Dalam rangka menyambut Hari Disabilitas Internasional, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa (HIMA PLB) Untirta mengadakan Workshop Bahasa Isyarat di Gedung PSBB MAN 2
Kota Serang, Kamis 22 November 2018.
Agenda yang bertemakan “SEMUA BISA BICARA” ini diharapkan oleh panitia mampu merubah pandangan masyarakat terhadap anak-anak penyandang Tunarungu, dan meningkatkan minat masyarakat untuk mempelajari bahasa isyarat.
“Workshop ini merupakan bentuk usaha kami dalam merubah pandangan masyarakat bahwa anak penyandang tunarungu tidak bisa diajak berkomunikasi. Mereka ingin berkomunikasi juga dengan masyarakat luas, namun dengan bahasa yang mereka pahami, yaitu bahasa isyarat,” ujar Afifa Priyatna selaku Ketua Pelaksana.
Menurutnya, saat ini anak-anak penyandang tunarungu sangat kesulitan saat berkomunikasi dengan masyarakat yang tidak memahami bahasa isyarat. Sehingga terjadi kesenjangan antara penyandang tunarungu dengan masyarakat umum.
“Anak-anak tunarungu kesulitan dalam berkomunikasi karena keterbatasan bahasa. Oleh karenanya kami mendorong masyarakat untuk bersama-sama mempelajari bahasa isyarat agar tidak terjadi diskriminasi terhadap penyandang tunarungu dalam kehidupan bermasyarakat,” lanjutnya.
Dalam workshop tersebut, dijelaskan bahwa terdapat dua macam bahasa isyarat, yaitu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Adapun para pematerinya yaitu Toni Yudha Pratama dosen PLB Untirta dan Iwan Satryawan peneliti bahasa isyarat.
Perbedaan antara keduanya menurut para pemateri adalah BISINDO biasanya digunakan oleh para penyandang tunarungu, sehingga bahasa isyaratnya lebih variatif karna menyesuaikan budaya masing-masing penyandang tunarungu. Sedangkan SIBI merupakan diciptakan oleh pemerintah untuk mempersatukan bahasa tuli di Indonesia sehingga terlihat sedikit rumit karena menggunakan bahasa yang baku. (DZH)