Serang, suarahimpunan.com – Merespon beberapa isu negatif berkaitan dengan banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membentuk tim pemantauan Pemilu untuk mendalami penyebab meninggalnya para penyelenggara pemilu 2019. Pemantauan ini dilakukan di beberapa KPU yang memakan korban jiwa pada pemilu 2019.
Salah satunya yaitu KPU Kota Serang. Dimana dalam pelaksanaan pemilu di Kota Serang, memakan korban meninggal dunia sebanyak dua orang atas nama Alm. Danu Radanu dari kelurahan Kemanisan dan Alm. Pulung Supriatna dari kelurahan Kota Baru.
Komisioner Komnas HAM RI, Amiruddin Al Rahab, menjelaskan bahwa yang dilakukan oleh dirinya pada hari ini, hanya untuk mengetahui kronologi penyelenggara pemilu bisa meninggal. Adapun keterangan didapatkan langsung dari para keluarga korban pemilu 2019.
“Jadi kami ingin tau penyebab meninggalnya korban pemilu 2019. Karena kami ingin memastikan secara langsung, penyebab dan akibat korban meninggal dunia,” ungkap Amiruddin kepada wartawan seusai menyambangi kantor KPU Kota Serang, Rabu (15/5).
Hasil yang didapat dari keterangan keluarga korban, lanjut Amiruddin, bahwa beliau kelelahan dan mengalami sakit. Namun ia mengaku pihaknya masih akan mencari tahu keterangan dari korban-korban pemilu 2019 di Kabupaten dan Kota lain di Banten.
“Ini kan baru Kota Serang, dan belum menyeluruh. Jadi kami belum bisa menyimpulkan secara pasti penyebab meninggalnya para penyelenggara pemilu 2019 di Banten,” jelasnya.
Amiruddin juga megatakan bahwa daerah-daerah yang akan menjadi lokasi pemeriksaan korban pemilu 2019 antara lain Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.
“Keempat provinsi ini sangat penting, karena korban pemilu 2019 sangatlah banyak. Bahkan bisa dikatagorikan sebagai peristiwa besar,” katanya.
Sementara itu, Anak dari Alm. Pulung Supriatna, Andra Kirana, mengakui telah diwawancara oleh Komnas HAM mengenai kemungkinan penyebab meninggal ayahnya.
“Saya jelaskan saja, jadi awalnya ayah saya sakit setelah bertugas. Sebelum bertugas mah sehat walafiat. Setelah tugas ngeluh sakit kepala, karena kurang tidur,” terang Andra.
Andra pun menerangkan, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, ayahnya mengalami tensi darah yang tinggi hingga mencapai angka 160 -180.
“Penyebabnnya mah kurang tidur dan masuk angin. Jadi kami berharap, tahun depan penyelenggaraan Pemilu tidak digabungkan seperti ini. Karena sangat melelahkan,” harapnya.
Sementara itu, Komisioner KPU Kota Serang, Iip Patrudin mengatakan bahwa pihaknya sangat menyambut baik kedatangan Komnas HAM ke KPU Kota Serang pada hari ini.
“Ya pertama kami menyambut baik kedatangan dari Komnas HAM. Salah satu tugas mereka tadi yaitu melakukan konfirmasi untuk mengetahui rekam jejak kesehatan petugas KPPS yang meninggal dunia dan juga yang sakit,” ujarnya.
Menurutnya, Komnas HAM hadir di kantor KPU untuk bertemu keluarga korban pemilu 2019. Mereka, kata Iip, ingin memastikan secara langsung penyebab kematiannya.
“Jadi kami hanya memfasilitasi dengan mempertemukan kedua belah pihak, dan tidak ada keterkaitan (dengan agenda tersebut),” singkatnya. (Dzh)