Serang, suarahimpunan.com – Menyikapi insiden yang melibatkan
mahasiswa Papua di beberapa lokasi, Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Serang menggelar aksi berbentuk panggung perdamaian di dalam kampus A
Untirta, sebagai bentuk solidaritas.
Dalam panggung tersebut, aktivis GMKI mengajak seluruh pihak, untuk dapat menjaga diri serta menjaga keutuhan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam panggung tersebut, hadir pula
mahasiswa Papua yang ikut berorasi dan mengajak baik mahasiswa
Papua maupun masyarakat Indonesia, untuk berpegang teguh pada Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
Kepala Bidang Aksi dan Pelayanan pada GMKI Cabang Serang, Martin Ronaldo, mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas yang pihaknya lakukan, atas insiden yang terjadi pada mahasiswa
Papua.
“Aksi ini sebagai bentuk solidaritas kami terhadap mahasiswa Papua, dimanapun mereka berada. Karena mereka secara tidak langsung, telah mendapat tindakan fasis dan rasis dari pemerintah,” ujarnya kepada awak media, Rabu (21/8).
Menurutnya, tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian maupun TNI, merupakan bentuk marginalisasi terhadap mahasiswa Papua.
“Adanya pemukulan dan pembubaran terhadap aksi yang dilakukan oleh mahasiswa Papua, itu adalah bentuk marginalisasi yang dilakukan oleh pemerintah,” tegasnya.
Selain itu, ia menuturkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh kepolisian dalam membubarkan aksi mahasiswa Papua, telah melanggar aturan yang berlaku. Menurutnya, Polisi tidak boleh bertindak represif, dalam melakukan pembubaran.
“Dalam Perkapolri, itu sebenarnya tidak boleh aparat Kepolisian melakukan pembubaran dengan cara represif dan kekerasan. Itukan sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan juga,” jelasnya.