Serang, suarahimpunan.com – Nama youtuber yang saat ini sedang banyak digandrungi oleh kalangan milenial muncul dalam soal ujian kenaikan kelas (UKK) kelas V SD di Kota Serang. Nama youtuber tersebut yaitu Atta Halilintar. Setidaknya ada enam soal dalam ulangan kenaikan kelas itu yang membahas soal Atta Halilintar.
Soal pertama berbunyi, ‘Atta Halilintar mendapat julukan sebagai Raja Youtube ASEAN setelah…’ Soal selanjutnnya berbunyi ‘Sebelum dikenal sebagai Raja Youtube ASEAN Atta Halilintar adalah raja youtube di negara…’. Pertanyaan ketiga yaitu menyinggung pekerjaan dari youtuber tersebut, ‘Pekerjaan Atta Halilintar adalah…’.
Tidak hanya itu, bahkan pertanyaan keempat berbunyi, ‘pendapatan Atta Halilintar yang bersumber dari youtube sekitar Rp579 juta sampai Rp9 miliar. Kalimat tanya untuk jawaban tersebut adalah…’ Pertanyaan kelima berbunyi, ‘Berikut ini adalah konten video yang sering dimuat Atta Halilintar, kecuali…’.
Dan terakhir, para siswa kelas V SD tersebut diperintahkan untuk menanggapi secara tepat jawaban atas teks yang tertulis pada paragraf yang telah di tulis pada awal soal UKK.
Persoalan tersebut pun membuat Rektor Universitas Sultan Agen Tirtayasa (Untirta), Profesor Sholeh Hidayat, angkat bicara. Ia menuturkan kepada Kru LAPMI Serang bahwa seharusnya soal untuk anak sekolah terkhusus SD mengambil kisah yang mengandung unsur penguatan karakter.
“Akan lebih baik kalau soal bahasa Indonesia mengambil kutipan tentang kisah yang mengandung unsur penguatan karakter dan jati diri bangsa Indonesia,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia pun menjabarkan secara detail bagaimana penguatan karakter dan jati diri bangsa Indonesia itu seharusnya ditanamkan.
“Harus memuat nilai-nilai karakter religius, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif, cinta tanah air, demokratis dan semangat kebangsaan,” tuturnya.
Sementara itu, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta, Fauzan, mengatakan bahwa dirinya tidak habis pikir dalam soal UKK kelas V SD sudah mencatut nama Atta Halilintar.
“Saya tidak habis pikir apa yg menjadi alasan Dinas Pendidikan mengeluarkan soal seperti itu. Itu jelas-jelas tidak menyentuh dari pada hal yg paling fundamental dari pelajaran bahasa Indonesia untuk menjadi soal,” ungkap pimpinan BEM FKIP yang kerap dipanggil Prabu FKIP tersebut.
Menurutnya, saat ini masyarakat Indonesia memang dipaksa untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0. Dan ia mengaku bahwa ada kemungkinan penulis soal tersebut mengajak para siswa SD untuk memasuki era tersebut. Namun, ia mengaku bahwa hal tersebut terlalu cepat dan tidak layak.
“Kalaupun itu storytelling, tetap tidak layak jenis pertanyaan itu dijadikan soal. Kita memang sedang menghadapi Revolusi industri 4.0. Tapi dunia Entertain dijadikan soal ujian kenaikan kelas SD bukan langkah yang tepat menghadapi Revolusi industri 4.0,” tandasnya. (Dzh)