Serang, suarahimpunan.com – Minimnya cakupan air bersih bagi beberapa titik rawan, disebutkan karena belum optimalnya pelayanan Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Tirta Madani. Belum optimalnya pelayanan tersebut, diakui karena masih terkendala dengan belum adanya instalasi pengelolaan air (IPA).
Hal ini menurut PDAB Tirta Madani, merupakan dampak belum dilimpahkannya aset-aset Pemerintah Kabupaten kepada Pemerintah Kota, termasuk pula jaringan pipa air yang dimiliki oleh PDAM Tirta Al Bantani.
Padahal, rata-rata masyarakat membutuhkan air hingga 1 kubik dalam satu bulannya, yang jika di konversikan ke dalam satuan liter, maka dalam satu bulan dibutuhkan 1.000 liter air bersih per jiwa, atau 33.3 liter dalam satu hari per jiwa.
Sedangkan saat ini, PDAB Tirta Madani melayani 9.624 jiwa. Artinya, distribusi air yang dilakukan oleh PDAB Tirta Madani, mencapai 9.624.000 liter per bulan, atau 320.800 liter per harinya.
Untuk memenuhi kebutuhan distribusi air bersih, PDAB Tirta Madani, masih mengandalkan suplai air dari Sauh Bahtera Samudra (SBS). Adapun suplai air yang disediakan oleh SBS, sebanyak 33 liter per detiknya. Jika suplai air berjalan selama 24 jam, maka PDAB Tirta Madani mendapatkan suplai air bersih sebanyak 2.851.200 liter per hari.
“Kendala kami memang saat ini adalah masih minimnya instalasi pengelolaan air milik sendiri. Sehingga kami masih mengandalkan royalti dari SBS,” ujar Muhammad Ganjar, Kasi Hubungan Konsumen, saat ditemui di kantor PDAB Tirta Madani kemarin.
Namun, Ganjar mengakui bahwa kemampuan pihaknya dalam mendistribusikan air bersih tersebut, masih terbatas. Hal ini disebabkan karena belum luasnya jaringan pipa air, yang mereka miliki.
“Dari 33 liter tersebut, yang bisa didistribusikan hanya sebanyak 19 liter yang baru terpakai. Itu pun belum dikurangi dengan kebocoran,” ujar Ganjar.
Hal tersebut pun, lanjut Ganjar, menimbulkan dilema pada PDAB Tirta Madani dalam melakukan penambahan jaringan pipa air. Karena, lanjutnya, jaringan pipa air milik PDAM Tirta Al Bantani, memiliki cakupan yang sudah luas. Dan jika pihaknya menambah pipa, akan terjadi pemborosan biaya.
“Sebenarnya kalau jaringan tersebut (Milik PDAM Tirta Al Bantani) sudah diserahkan kepada kami, kami jadi tidak perlu menambah jaringan disana. Contohnya Kasemen, disana sudah ada jaringan PDAM, daripada kami tambah lagi jaringan, kan lebih baik kami perluas jaringan ke daerah yang memang belum terpasang,” jelasnya.
Selain itu, Ganjar juga mengaku bahwa dalam proses pengembangannya, PDAB Tirta Madani masih terkendala dengan usia. Menurutnya, di usia yang terbilang masih baru, pengalaman dalam pengelolaan air pun masih belum baik.
“Kami memang masih baru ya, meski tidak baru-baru banget. Selain itu juga kami sempat terkendala dengan minimnya dukungan dari pemerintah daerah. Tapi Alhamdulillah, sekarang dukungan sudah baik sekali dari pemerintah daerah,” ungkapnya.
Kendati demikian, Ganjar mengaku bahwa PDAB Tirta Madani tetap mencoba untuk melakukan pelayanan secara maksimal, meskipun dengan keterbatasan instalasi.
“Kami saat ini sudah melayani sebanyak 9.642 jiwa. Dan kami telah menargetkan pada tahun ini, akan menambah cakupan pelayanan air bersih hingga 2.500 jiwa,” tuturnya.
Namun memang, Ganjar mengatakan bahwa wilayah yang saat ini masih menjadi fokus pihaknya, merupakan Kecamatan Kasemen.
“Bukan kami mengabaikan Kecamatan lainnya, namun memang saat ini Kecamatan Kasemen, merupakan titik paling rawan air bersih,” ujarnya. (Dzh/Muf)