|
Diskusi Umum yang diadakan oleh Aliansi Mahasiswa dan Santri Banten di Resto Kebon Kubil, Rabu 21 November 2018. |
Serang, Lapmiserangraya.ga – Banten hingga saat ini masih menjadi salah satu pemasok listrik terbesar di wilayah Jawa-Bali. Hal ini disampaikan oleh Sanuji Pentamarta saat menjadi pembicara pada Diskusi Umum yang diadakan oleh Aliansi Mahasiswa dan Santri Banten (AMISBA) Rabu, 21 November 2018.
Namun, lanjutnya, meskipun Banten menjadi pemasok listrik terbesar di wilayah Jawa-Bali, kondisi kelistrikan di Provinsi Banten sangatlah memprihatinkan. Selain daya listrik yang tidak stabil, keterjangkauan masyarakat atas listrik pun masih belum merata.
“Ironis sebenarnya, sebagai pemasok tenaga listrik terbesar di Jawa-Bali, masih ada masyarakat yang bisa menikmatinya hanya setengah hari, bahkan ada yang tidak menikmati sama sekali,” Ujarnya.
Dalam agenda yang mengangkat tema “Peran Ketenagalistrikan bagi Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Pesantren” ini, Sanuji juga menyoroti dunia pendidikan yang biaya operasionalnya masih terbebani oleh biaya listrik. Ia menyatakan, sebaiknya pemerintah memberikan subsidi listrik dalam dunia pendidikan.
“Saya punya boarding school di Lebak. Dalam setahun, biaya yang dikeluarkan untuk listrik mencapai 35 juta rupiah. Itu sangat membebani. Saya rasa, subsidi listrik untuk dunia pendidikan sangatlah layak direalisasikan. Kalau bisa gratis,” ucap pria yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi II DPRD Banten ini.
Senada dengan Sanuji, Uwais Qorni selaku pembicara yang mewakili Pondok Pesantren berpendapat bahwa subsidi listrik dalam dunia pendidikan sangatlah dibutuhkan. Karna saat ini, energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, khususnya di dunia pendidikan.
“Teman-teman kalau habis pulsa, bisa beli kan? Kalau gak ada uang, bisa ngutang. Kalau gak boleh utang, bisa minta tetring teman. Nah kalau gak ada listrik? Batrai habis, sudah tidak bisa diapa-apain. Itulah mengapa listrik saat ini menjadi kebutuhan pokok masyarakat,” Ujarnya sambil berkelakar.
Saat ditanya mengenai bagaimana peran mahasiswa dalam merealisasikan wacana subsidi listrik dalam dunia pendidikan, Sanuji mengatakan bahwa mahasiswa dapat berperan sebagai pendorong pemerintah dalam upaya merealisasikan wacana tersebut.
“Teman-teman mahasiswa silahkan adakan penelitian berkaitan dengan rata-rata beban listrik dalam operasional pendidikan. Nanti hasil penelitiannya bisa disampaikan kepada pemerintah maupun legislatif, untuk bisa menjadi acuan dalam merealisasikan wacana tersebut,” ungkapnya.
Acara Diskusi Umum yang dilaksanakan di Resto Kebon Kubil tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab dan makan bersama. (Dzh)