Kabar Regional

Walikota Serang Akan Undang Mahasiswa Pencipta Teknologi Asistif Untuk Disabilitas

Published

on

Serang, suarahimpunan.com mengenai teknologi ciptaan mahasiswa Pendidikan Khusus (PKh) Untirta, disambut baik oleh , Syafrudin. Ia mengaku sangat bangga atas teknologi ciptaan mahasiswa tersebut.

“Wah, saya sangat mengapresiasi sekali teknologi yang diciptakan oleh adik-adik mahasiswa Untirta. Saya kaget awalnya ketika membacanya,” katanya kepada Kru LAPMI Serang, Jumat (14/6).

Menurutnya, teknologi tersebut merupakan hal yang sangat membanggakan bagi Indonesia, khususnya . Karena, teknologi tersebut merupakan pertama kali di Indonesia.

“Ini sangat membanggakan bagi . Karena penciptanya itu mahasiswa yang berkuliah di sini (),” ungkapnya.

Baca Juga:  Gelombang Air Laut Pasang Mencapai Pemukiman, Warga Anyer Mengungsi Ke Dataran Tinggi

Bahkan, Syafrudin pun mengaku akan mengundang para mahasiswa tersebut, untuk dapat hadir di Pusat Pemerintahan Kota Serang pada Senin yang akan datang.

“Senin, mereka akan saya undang ke kantor. Untuk memperlihatkan teknologi-teknologi yang mereka ciptakan itu,” tuturnya.

Selain itu, Syafrudin juga mengatakan akan memberikan penghargaan khusus kepada para mahasiswa tersebut.

“Ada, akan berikan penghargaan khusus untuk mereka,” ujarnya.

Ia pun berharap, teknologi yang telah mereka ciptakan, dapat berguna bagi para penyandang .

“Mudah-mudahan, teknologi yang mereka ciptakan itu dapat berguna bagi para penyandang Disabilitas,” tandasnya.

Untuk diketahui, Mahasiswa berhasil menciptakan teknologi asistif untuk para penyandang Disabilitas.

Baca Juga:  Buruh Menilai Gubernur Banten Tak Pro Rakyat

Tercatat, ada 8 teknologi asistif yang berhasil diciptakan oleh mahasiswa dengan berkolaborasi bersama mahasiswa jurusan lainnya seperti Teknik Elektro dan Teknik Mesin.

Salah satunya yaitu Deaf Sensor Bracelet (Gelang Sensor Tunarungu). Gelang tersebut digunakan oleh penyandang Tunarungu saat berkendara. Sistem kerjanya, gelang tersebut akan mendeteksi suara klakson dan bergetar.

Gelang tersebut menjadi teknologi asistif pertama kali di Indonesia. Sehingga, pihak jurusan berupaya mendaftarkan teknologi tersebut, untuk dipatenkan, dan didaftarkan sebagai Hak Atas Kekayaan Intelektual. (Dzh)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lagi Trending