Suarahimpunan.com – Beredarnya kabar berdirinya Partai Mahasiswa Indonesia (PMI) yang belum lama ini, kini menjadi pusat perhatian yang menuai banyak kritikan.
Pasalnya, untuk membuat partai politik memerlukan banyak pertimbangan dan syarat, salah satunya yaitu mesti memiliki kantor di seluruh provinsi serta kabupaten dan kota.
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Cabang Serang, Irkham Magfuri Jamas, mengatakan bahwa dalam pembentukan Partai Mahasiswa Indonesia telah dibajak oleh kaum politik.
“Menurut saya saat ini kata ‘mahasiswa’ itu dibajak oleh kaum politik,” ujarnya saat dimintai tanggapannya pada Rabu (27/4).
Ia pun menuturkan bahwa seharusnya pembentukan Partai Mahasiswa Indonesia ini mendapat penolakan dari para tokoh politik.
“Sebenarnya tujuan mereka hanya untuk menarik simpati dengan kata ‘mahasiswa’. Hal tersebut seolah-olah membajak kata ‘mahasiswa’. Seharusnya para elit politik atau yang duduk mewakili rakyat di parlemen sana menolak, ditolak saja pembentukan partai ini,” ungkapnya.
Menurutnya, penolakan tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya perpecahan serta kegaduhan dikalangan masyarakat.
“Hal ini supaya tidak ada pembajakan kata yang diadopsi di dalam suatu pembentukan partai yang dapat memicu perpecahan di kalangan masyarakat apalagi sampai terjadi kegaduhan-kegaduhan lainnya,” pungkasnya.
Sekretaris HMI MPO Cabang Serang, Ega Mahendra, mengungkapkan bahwa dalam pembentukan partai ini justru membuat kesan buruk untuk marwah mahasiswa.
“Ini sangat membuat kesan buruk untuk marwah mahasiswa, ketika kita mendengar adanya partai ini membuat independensi mahasiswa akan hilang, yang biasanya kita mengkritik kebijakan pemerintah dengan keidealisan kita ini kok malah ada partainya,” ujarnya.
Menurutnya, perguruan tinggi harus bersih dari politik praktis serta menjaga marwah mahasiswa dengan idealisme dan independensinya sendiri.
“Perguruan tinggi harus bersih dari politik praktis, karna ya kita mahasiswa menjaga identitas mahasiswa ini, jangan sampai perjuangan mahasiswa dicap sebagai perjuangan kepentingan elit politik, jangan sampai hal itu terjadi, kita harus menjaga marwah mahasiswa dengan keidealisan dan independen,” tandasnya.
(sfz)