SERANG, suarahimpunan.com – Berbagai organisasi mahasiswa (ormawa) yang tergabung dalam aliansi Masyarakat Banten Bergerak melakukan aksi unjuk rasa pada Rabu (13/4).
Aksi ini merupakan aksi ke sekian yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa, dengan membawa tuntutan mengenai keresahan masyarakat di berbagai aspek kehidupan.
Adapun tuntutan yang dibawa adalah penolakan revisi UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), penolakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan cabut UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), kecaman terhadap tindakan represifitas, dan wujudkan reforma agraria, serta mendesak pemerintah untuk menstabilkan harga bahan pokok.
Sebelum melakukan long march ke Alun-Alun Kota Serang, massa aksi berkumpul di kampus 1 UIN SMH Banten sejak pukul 13.00 WIB, dan mulai bergerak dari titik kumpul sekitar pukul 15.30 WIB.
Koordinator Aliansi Masyarakat Banten Bergerak, Syahrizal, mengatakan bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh pihaknya, merupakan rangkaian tak terpisahkan dari aksi nasional 1104 yang digelar di Jakarta kemarin.
Pihaknya berpandangan bahwa permasalahan ekonomi yang muncul di tengah pandemi Covid-19 ini, justru semakin membuat masyarakat jauh dari sejahtera, bahkan meningkatkan persentase pengangguran.
“Ini telah memutus rantai pencaharian masyarakat. Akibatnya, terjadi peningkatan persentase pengangguran yang terjadi di Indonesia, khususnya di Provinsi Banten,” tuturnya.
Syahrizal juga memaparkan bahwa kenaikan harga bahan pangan ini justru membuat masyarakat kaget, terlebih perekonomian yang belum stabil.
“Masyarakat yang mengalami gejolak keuangan yang tidak stabil dikagetkan dengan kenaikan harga bahan pokok, diantaranya: bawang merah dan putih, daging sapi, gula, daging ayam, minyak, cabai dan elpiji non subsidi,” paparnya.