SERANG, suarahimpunan.com – Ibukota Provinsi Banten, Kota Serang, genap berusia 15 tahun pada Rabu (10/8). Dalam gebyar HUT Kota Serang yang ke-15 tahun, Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Cabang Serang melakukan aksi di Depan Kantor DPRD Kota Serang.
Rangkaian aksi yang dilakukan sejak pukul 09.00 WIB ini diisi dengan orasi, konser musik, perlombaan tarik tambang, perlombaan balap karung, dan juga bakaran.
Ketua Umum HMI MPO Cabang Serang, Irkham Magfuri Jamas, mengatakan bahwa rangkaian perlombaan yang di gelar dalam aksi ini memiliki makna tersendiri yang mengarah pada sindiran.
“Pada momen HUT Kota Serang ke-15 ini kita gambarkan dengan suatu dagelan-dagelan, yang mana terlihat tarik tambang itu layaknya pemerintahan Kota Serang yang bercandaan dalam menyelenggarakan pemerintahan, dan balap karung yang menggambarkan kerja keras yang leye-leye,” ujarnya.
Salah satu tuntutan yang dimuat adalah ditutupnya tempat hiburan malam (THM). Irkham menyebut bahwa maraknya THM di Kota Serang ini merusak citra Kota Serang yang terkenal religius.
“Hal ini kita sampaikan karena melihat situasi kondisi dan melihat fenomena yang ada di Kota Serang, yang mana masih bertebarannya tempat hiburan malam. Tempat hiburan malam ini merusak citra Kota Serang yang mendapat julukan 1000 kiai sejuta santri, kota yang religius. Yang kita yakini bahwa dalam ajaran-ajaran yang religi, tidak menghalalkan adanya prostitusi,” jelasnya.
Irkham pun menekankan agar Pemkot Serang dapat mengarahkan tuna susila ke hal yang lebih baik, sebagai upaya penghapusan THM di Kota Serang.
“Dan kita ketahui pula bahwasanya tuna susila itu adalah bagian dari masyarakat yang memang perlu diarahkan kepada hal-hal yang baik, supaya tempat hiburan malam sirna dari Kota Serang. Kita hadir sebagai elemen mahasiswa untuk menyampaikan kepada pemerintah Kota Serang bahwasanya tempat hiburan malam harus dihilangkan,” tegasnya.
Sementara itu, massa aksi lain, Hafiz Nur Arifin, menyoroti terkait kesejahteraan tenaga non PNS (honorer). Dalam orasinya, Hafiz menuturkan bahwa upah yang diterima oleh guru non PNS tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam sebulan.
“Mau sampai kapan guru honorer itu kededeuh-nya 250 ribu perbulan? Buat beli susu aja kurang, buat beli minyak aja kurang, sedangkan SPP anaknya aja 500 ribu,” paparnya.
Hafiz pun menegaskan apabila kesejahteraan tenaga non PNS tidak ditindaklanjuti, maka pihaknya akan kembali menggelar aksi dengan massa yang lebih banyak.
“HMI MPO Cabang Serang menuntut pemimpin yang duduk adem-adem si AC sana untuk mensejahterakan guru non PNS dan tenaga non PNS, apabila tidak keluar keputusan kesejahteraan tenaga non PNS maka kita akan mendobrak masuk,” terangnya.
Di samping itu, BPH Korps HMI-wati (KOHATI) Serang Raya, Silvani Rizki Amalia, mengungkap bahwa Kota Serang sangat rawan terhadap kekerasan seksual, baik bersifat verbal maupun non verbal.
“Dalam survei cepat yang dilakukan oleh teman-teman KOHATI, ternyata Kota Serang ini 93,3 persen belum aman dari kekerasan seksual. Ini kan artinya Kota Serang ini sangat rawan, parahnya lagi korban tidak berani melaporkan apa yang dialami. Kalau ini tidak segera diatasi, besar kemungkinan yang namanya pelecehan akan menjadi hal lumrah, tentu ini akan sangat membahayakan,” tandasnya.
Adapun tuntutan yang diajukan oleh HMI MPO Cabang Serang dalam aksi Gebyar HUT Kota Serang ke-15 ini adalah:
1. Tutup tempat hiburan malam (THM)
2. Realisasi Perda Disabilitas
3. Tambal kebocoran anggaran Kota Serang
4. Wujudkan kota ramah gender
5. Sejahterakan honorer.
(RED)