Suarahimpunan.com – Kasus perundungan yang berujung pada korban tewas kembali terjadi, kali ini perundungan terjadi di MTsN 1 Kotamobagu, Sulawesi Utara.
Berdasarkan informasi yang beredar, kronologi perundungan bermula saat korban BT (13) hendak melaksanakan shalat dzuhur di masjid sekolah, Rabu (8/6). Tiba-tiba ada temannya yang menutupi wajah korban menggunakan sajadah. Dalam posisi seperti inilah korban diduga mengalami perundungan.
Setelah mengalami kejadian tersebut, korban mengeluhkan sakit di bagian perutnya, dan pihak keluarga pun melarikan korban ke RS terdekat di Pobundayan. Diagnosa dokter menunjukkan bahwa korban mengalami trauma benda tumpul, dan harus dirujuk ke RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Namun nahas, korban menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (12/6).
Dilansir dari sindonews.com Kepala Sekolah MTsN 1 Kotamobagu, Intan Safitri Mokodompit, mengungkap bahwa kasus ini diserahkan kepada pihak yang berwajib.
“Saat ini beberapa siswa sedang dimintai keterangan sebagai saksi, terdakwa atau pelaku itu belum ada penetapan, dan kami sepenuhnya menyerahkan semua kepada pihak kepolisian,” ungkapnya, Senin (13/6).
Menanggapi hal ini, Ketua Umum HMI Cabang Kotamobagu, Siti Jaenab Laari, mengatakan bahwa ia sangat menyayangkan tragedi perundungan yang terjadi di ranah pendidikan ini.
“Saya Siti Jenab Laari selaku ketua umum HMI Cabang Kotamobagu sangat menyayangkan tindakan perundungan yang terjadi. Semoga hal seperti ini menjadi hal yang terakhir terjadi khususnya di Kotamobagu dan umumnya di Indonesia,” ujarnya.
Pihaknya pun mendesak agar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) dan dinas terkait menciptakan ruang aman dan ramah bagi anak juga perempuan.
“Maka dari itu, kami segenap jajaran pengurus HMI Cabang Kotamobagu menuntut DP3A serta dinas terkait untuk berkolaborasi menciptakan ruang ramah anak dan perempuan. Khususnya pada lingkungan belajar bagi siswa dan mahasiswa. Dengan harapan hal seperti ini tidak terulang kembali di kemudian hari,” tandasnya.
(RED)