Suarahimpunan.com – Pemungutan suara pada Pilkada serentak 2024 sudah usai, meski begitu hingar bingarnya masih terus ramai hingga tulisan ini dibuat. Walaupun belum ada penetapan resmi dari penyelenggara, para kontestan sudah ada yang merayakan kemenangan dan ada juga yang sudah menyiapkan berbagai langkah pengaduan kecurangan ke mahkamah konstitusi, sembari menunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menariknya pada pilkada kali ini, terkhusus di Kota Serang dan Kabupaten Serang ada dua alumni HMI yang menurut real count KPU dan lembaga survey berhasil mengungguli kontestan lainnya. Nur Agis Aulia yang merupakan salah satu alumni HMI berhasil memenangkan pilkada Kota Serang, ia maju menjadi wakil wali kota Serang bersama Budi Rustandi. Sedangkan di Kabupaten Serang, ada Najib Hamas yang berpasangan dengan Ratu Zakiyah. Ia diketahui merupakan alumni HMI Jakarta dan pernah aktif di KAHMI Banten.
Melihat dua alumni HMI yang akan segera menduduki posisi strategis di ranah eksekutif tersebut, tentu menimbulkan berbagai pertanyaan di kepala saya, apa yang akan dilakukan HMI MPO Cabang Serang kedepannya.
Angin Segar atau Malapetaka?
Kemenangan dua alumni HMI ini seharusnya bisa menjadi angin segar bagi para kader HMI MPO Cabang Serang. Dengan adanya kesamaan ideologi, diharapkan dapat mewujudkan tujuan HMI sesuai Konstitusi HMI yaitu terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu Wata’ala.
Keberadaan para alumni HMI ini dapat dimanfaatkan sebagai jalan untuk mempermudah usaha-usaha para kader HMI MPO Cabang Serang untuk dapat berperan aktif dalam mewujudkan kebermanfaatan di masyarakat di Kota dan Kabupaten Serang melalui usaha yang konstruktif.
Peran aktif dalam pembangunan tersebut, bisa dilakukan dengan melakukan pendampingan terhadap masyarakat marjinal yang selama ini masih belum mendapatkan penghidupan yang layak di Kota dan Kabupaten Serang, atau mengajukan regulasi demi terwujudnya kebermanfaatan bagi masyarakat, seperti saat menjadi inisiator dalam pembentukan Peraturan Daerah Kota Seramg Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Penyandang Disabilitas. Dengan adanya dua alumni HMI tersebut, seharusnya langkah-langkah HMI MPO Cabang Serang dapat lebih ringan.
Seperti kata pepatah, “Bagai bilah pisau bermata dua” kemenangan para Alumni HMI ini juga bisa menjadi malapetaka bagi organisasi. Sisi negatif ketika alumni HMI memegang kekuasaan adalah kebiasaan buruk “arahan Kanda” yang menggerogoti independensi HMI itu sendiri.
Kedekatan dan kemudahan akses terhadap kekuasaan tentu menjadi hal yang buruk jika kelewat batas. Akses yang tadinya dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat, bisa disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.
Organisasi yang seharusnya independen dan bermanfaat bagi masyarakat, bisa saja menjadi bemper kekuasaan semata, fenomena itu terdengar lumrah di negeri ini. Tentunya ini menjadi tantangan bagi pengurus dan kader HMI MPO Cabang Serang kedepannya, agar kuat-kuat menjaga independensinya.
Ironi Kemenangan Dua Alumni HMI di Pilkada Serang?
Tentu untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu Wata’ala, harus melalui cara dan usaha yang diridhoi juga bukan? Ironisnya kemenangan dua Alumni HMI tersebut diwarnai dugaan-dugaan tindakan pelanggaran selama pelaksanaan pemilu. Mulai dari praktik money politic hingga dugaan pengerahan Aparat baik itu APH maupun ASN.
Kedua alumni HMI ini juga diketahui didukung oleh partai-partai dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang tentu saja menjadi pemegang kekuasaan penuh pemerintahan pada saat ini. Hal tersebut tentu saja hal ini meningkatkan ketidakpercayaan bagi sebagian masyarakat yang paham dan peduli terhadap demokrasi di negeri ini, terkhusus di Kota Serang dan Kabupaten Serang.
Bahkan kabar terbaru yang saya temui di berbagai media, pemenang pilkada kota Serang sudah menemui para kepala OPD di Kota Serang, padahal penetapan kemenangan resmi mereka oleh KPU saja belum ada, ini tentu menjadi sangat ironi karena menguatkan dugaan kecurangan yang sejauh ini dilayangkan.
Fenomena-fenomena yang terjadi pasca pilkada ini seharusnya dapat menjadi renungan bagi para Kader HMI MPO Cabang Serang. Setelah ini apa yang akan mereka lakukan, tentu harus segera dipersiapkan. Selain perbaikan internal yang terus digaungkan selama 2 kepengurusan terakhir, perbaikan dari partisipasi aktif di masyarakat harus kembali dilakukan.
Walaupun kemenangan dua alumni HMI ini terasa hambar dengan adanya berbagai dugaan kecurangan tadi dan menjadi pertanyaan baru, apakah benar para Alumni HMI masih memegang teguh ideologi-ideologi HMI? Serta apakah Kader HMI MPO Cabang Serang menerima kemenangan Dua Alumni HMI ini dengan rasa bangga atau rasa malu? Entahlah, biar waktu yang menjawab.
Tetapi tentunya untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu Wata’ala, tidak bisa jika proses dan cara yang dilakukan saja sudah tidak sesuai dengan ajaran dan ketentuan dari sang maha kuasa.
Wallahu’alam bishawab