Suarahimpunan.com – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kabupaten Bantul resmi dilantik pada Sabtu (24/6). Pelantikan langsung dipimpin oleh Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Bantul, Sumaryono.
Pelantikan ini turut dihadiri oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah DIY IMM, Akmal Ahsan Tahir, Pembina IMM Bantul, Bambang Wahyu Nugroho, dan Ketua Umum PC IMM Bantul pertama, Baharuddin Rohim. Kegiatan ini sekaligus dirangkaikan dengan Studium Generale.
Dilihat sejak didirikannya, periode 2022-2023 saat ini adalah periode ketiga bagi PC IMM Kabupaten Bantul. Dan saat ini dinahkodai oleh Akbar Tanjung.
Pelantikan ini mengusung tema ‘Revitalisasi Ijtihad Gerakan Tajdid sebagai Upaya Mewujudkan IMM Bantul Berkemajuan‘ yang merupakan blue print PC IMM Bantul. Tema ini diangkat sebagai usaha sungguh-sungguh untuk memperkuat kembali konsepsi tajdid yang diusung oleh Muhammadiyah sejak pendiriannya.
Ketua Umum PC IMM Bantul periode 2022-2023, Akbar Tanjung, menyatakan bahwa tema yang diangkat pada pelantikan ini merupakan daya tawar dari IMM untuk terbentuknya masyarakat ilmu.
“Ijtihad gerakan tajdid yang diusung merupakan daya tawar atas perubahan zaman yang begitu cepat. IMM sendiri sebagaimana awal didirikannya, sangat bersungguh-sungguh melakukan berbagai pembaharuan dalam dunia kemahasiswaan yang berangkat dari kultur akademis kampus. Kehadiran IMM tentunya harus menjadi support system bagi proyek masa depan Muhammadiyah, yaitu terbentuknya masyarakat ilmu,” ujarnya.
“Tentu saja, tajdid atau pembaharuan yang dimaksud memiliki ciri khas yang moderat. Tajdid bukan hanya bertujuan untuk membumikan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat, tetapi juga bertujuan untuk membentuk iklim keilmuan yang inklusif di tengah ramainya isu-isu radikalisme dan disintegrasi kebangsaan. Maka dari itu, problematika kebangsaan juga diusung sebagai proyek satu periode ke depan oleh PC IMM Bantul,” tambahnya.
PD Muhammadiyah Bantul, Sumaryono, alam sambutannya menyatakan bahwa IMM Bantul harus bergerak sesuai dengan nafas Muhammadiyah.
“Kehadiran IMM di Bantul mempunyai peran strategis untuk membentuk iklim intelektual bagi masyarakat Bantul. Tanggungjawab intelektual sebagai gerakan kemahasiswaan di bawah bendera Muhammadiyah tentunya harus berjalan senafas dengan cita-cita Muhammadiyah,” katanya.
“Untuk mengarahkan Muhammadiyah menuju tujuannya, tentu IMM harus membentuk akar penopang yang sangat kuat supaya Muhammadiyah bisa mewujudkan cita-citanya. Tugas IMM harus bertujuan untuk mewujudkan cita-cita Muhammadiyah,” imbuhnya.
Ia juga menegaskan agar IMM Bantul harus mampu menjadi pengembang ekonomi dan sosial masyarakat Bantul.
“IMM Bantul bukan hanya bergerak di ranah keilmuan saja, tetapi IMM Bantul sebagai konsekuensi logis ijtihad gerakan tajdid harus mampu menjadi patron pengembangan ekonomi dan sosial masyarakat Bantul. Mengingat, komisariat di bawah naungan PC IMM Bantul memang memiliki tipikal khas kampus non-PTM. Jadi, tentunya satu periode kedepan menjadi tantangan berat bagi IMM Bantul untuk mempertahankan idealisme ijtihad gerakan tajdid di ranah mahasiswa non-PTM,” terangnya.
Ketua Umum pertama PC IMM Bantul, Baharuddin Rohim, memotivasi para jajaran pimpinan yang baru dilantik untuk tetap semangat dalam berproses di IMM.
“Teman-teman yang baru dilantik ini harus terus saling memotivasi agar satu periode kedepan bisa menghasilkan karya-karya besar yang membawa banyak manfaat,” ungkapnya.
Selain itu, beliau juga menekankan bahwa kolaborasi begitu penting untuk membentuk iklim pergerakan yang inklusif di Kabupaten Bantul.
“Sedari awal, kita harus menegaskan bahwa kolaborasi dalam bentuk apapun tanpa memandang perbedaan ideologi, jika membawa manfaat bagi masyarakat maka itu harus dipertahankan.
Kita juga harus menyadari bahwa secara historis IMM didirikan oleh mahasiswa non-PTM. Tentunya ini menjadi beban berat bagi PC IMM Bantul untuk mengembalikan dakwah Muhammadiyah ke ranah non-PTM. Sebagaimana misi awal IMM untuk menyebarkan dakwah Islam kepada masyarakat secara inklusif,” tandasnya.
(RED)