Kabar

Tangani Kasus Kematian Satrio, Polres Luwu Timur Tak Terbuka Soal Hasil Visum

Published

on

Suarahimpunan.com – Warga Luwu Timur sempat dihebohkan dengan penemuan mayat di Sungai Angkona Kecamatan Angkona pada Maret lalu. Korban bernama Satrio (17) merupakan warga Dusun Lepa-Lepa, Desa Burau, Kecamatan Burau, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Sebelumnya korban dikabarkan hilang oleh pihak keluarganya sejak Minggu (6/3), dan ia sempat menghadiri ulang tahun temannya pada hari yang sama saat dinyatakan hilang. Tepat pada Selasa (8/3) korban ditemukan tidak bernyawa di Sungai Angkona.

Direktur LBHMI PB , Aldiyat Syam Husein, yang juga turut mengawal kasus ini mengungkap bahwa sudah hampir sebulan sejak korban ditemukan, pihak keluarga belum mendapatkan hasil visum dari pihak Kepolisian Resor Luwu Timur.

“Keluarga korban sudah berulang kali menanyakan hasil kepada , hanya saja sampai saat ini belum juga diberikan. Hal uniknya, ada oknum penyidik mencoba memeras keluarga korban dengan meminta biaya otopsi yang dibebankan kepada keluarga korban,” ujarnya.

Aldiyat menekankan bahwa keterbukaan informasi terkait hasil visum korban, seharusnya menjadi hak pihak keluarga yang harus dipenuhi.

“Kami memahami hasil visum tersebut merupakan kewenangan kepolisian dalam proses penyelidikan, tapi untuk keterbukaan informasi mengenai hasil visum ini keluarga berhak mengakses hasil visum tersebut dan itu seharusnya sah-sah aja,” katanya.

Baca Juga:  Bulan Ramadan, HMI MPO Desak THM di Kota Serang Harus Tutup Permanen

Aktivis ini menilai bahwa hasil visum tersebut akan memperjelas penyebab kematian korban, serta mencegah spekulasi di masyarakat mengenai kehilangan dan kematian korban.

“Kami harap lebih menjaga profesional-integritas. Dan harus mampu menjelaskan setiap pertanyaan keluarga korban serta terbuka kepada keluarga korban guna pengembangan ini,” terangnya.

Ungkapan senada dikatakan Ardiansyah Mualla, yang turut mendampingi keluarga korban, menilai bahwa penanganan Satrio yang ditangani Polres Lutim terkesan sangat lamban. Bahkan menurutnya kasus terkesan ditutupi dari pihak keluarga korban.

“Kami mempertanyakan kinerja dari penyidik Polres Lutim, sebab salah seorang oknum penyidik kepolisian yang menangani ini secara terang-terangan meminta biaya otopsi yang dibebankan kepada keluarga yaitu ayah dari almarhum Satrio,” imbuhnya.

Baca Juga:  Peduli Korban Bencana, HMI MPO Serang Adakan Obral Pangan, Beli Sambil Donasi

“Setelah kami keluarga berembuk kami langsung mendatangi Polres Lutim untuk mencari tahu kejelasan kasus kematian ini dan sekaligus melaporkan oknum polisi yang meminta biaya otopsi ke Propam Polres Lutim untuk di proses,” tambahnya.

Juru bicara keluarga korban, Idrus, mengungkap bahwa pertemuan di Markas Kepolisian Resor Luwu Timur antara keluarga dan jajaran Polres Lutim yang dihadiri Wakapolres, Kasat Reskrim, dan penyidik.

Pertemuan tersebut sama sekali belum menemui kejelasan yang diharapkan terkait kasus . Bahkan Idrus mengatakan di sela-sela pertemuan tersebut, ada penyidik yang pergi meninggalkan ruangan sebelum pertemuan ditutup.

“Penilaian keluarga terhadap Polres Luwu Timur yang mengatakan hasil visum menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan yang membuat keluarga sangat terpukul karena kami sendiri melihat langsung evakuasi jenazah di bagian wajah dan badan terlihat jelas luka lebam, dibagian kepala mengeluarkan darah,” jelasnya.

“Apakah masih dapat kita katakan tidak ada kekerasan? Itulah alasan keluarga ingin mendapatkan hasil visum yang asli,” tandasnya.

(RED)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lagi Trending