Literatur
Al-Qur’an: Pedoman Hidup Manusia
Published
3 tahun agoon
Oleh: Kanda Ridho Aji Pangestu, Anggota Bidang Jaringan dan Relasi
Pasti kita sudah mengetahui bahwa kitab suci umat muslim adalah Al-Qur’an, akan tetapi masih banyak dari kita yang tidak memahami dan mengetahui apa saja isi dan kandungan yang ada di dalam kitabullah tersebut. Kebanyakan manusia hanya menduga-duga saja akan isi dan kandungan yang ada di dalam Al-Qur’an tersebut. Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak memahami kitab, kecuali hanya berangan-angan dan menduga-duga.” (QS. Al-Baqarah : 78)
Dari ayat tersebut sudah jelas disebutkan bahwa banyak di antara mereka (maksud mereka disini adalah orang muslim dan muslimah) ada yang buta huruf dan tidak memahami kitab. Banyak di antara kaum muslimin yang hanya bisa membacanya saja, tidak memahami kandungan yang ada di dalam Al-Qur’an. Banyak juga di antara kaum muslimin yang tidak dapat membaca kitabnya sendiri, melainkan hanya mengakui bahwa kitab umat Islam adalah Al-Qur’an. Ketika ada seseorang yang melecehkan Al-Qur’an seluruh umat muslim pasti marah, akan tetapi ketika ditanya apa yang mereka dapatkan ketika membaca Al-Qur’an? Hanya sedikit orang saja yang dapat menjawab.
Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya kami menurunkan berupa Al-Qur’an dalam bahasa arab, agar kamu mengerti.”
(QS. Yusuf: 2)
Ayat ini menjelaskan lagi bahwa Allah Swt. menginginkan hamba-Nya untuk mengerti akan apa yang ada di dalam Al-Qur’an, bukan hanya menghafal, membaca atau hanya mengakuinya saja. Tapi pada kenyataannya di dalam masyarakat kita masih sedikit sekali kaum muslimin yang mau mengkaji dan memahami isi dari Al-Qur’an itu sendiri. Padahal, di dalam Al-Qur’an semua aspek-aspek kehidupan sudah di jelaskan secara detail di dalam Al-Qur’an, baik kehidupan di dunia sampai kehidupan setelah kehidupan di dunia. Akan tetapi, umat muslim hanya mengakui bahwa pendapat tersebut benar, tanpa menjalankan apa yang di perintahkan Allah untuk memahami apa yang ada di dalam Al-Qur’an.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah kami berikan ayat-ayat kami kepadanya, kemudian dia melepas diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah mereka orang yang sesat.” (QS. Al-A’raf: 175)
Sudah jelas bahwa Allah menyuruh hamba-Nya untuk memahami ayat-ayat yang Allah wahyukan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Dan apabila kalian tergoda oleh setan untuk melepaskan diri dari ayat-ayat Al-Qur’an, maka jadilah kalian orang-orang yang sesat. Ketika kita hanya mengakui Al-Qur’an saja tidak membaca dan memahami kandungan dari Al-Qur’an, kita sudah termasuk orang-orang yang melepas diri dari Al-Qur’an. Lebih mementingkan bekerja dari pada memahami Al-Qur’an, yang mementingkan bermain dari pada memahami Al-Qur’an. Mungkin memang lebih menyenangkan bermain dan bekerja daripada memahami Al-Qur’an.
Tapi sadarkah kalian bahwa kalian sudah masuk ke dalam perangkap setan untuk menjauhkan umat muslim dari kitabnya yaitu Al-Qur’an. Pasti terasa berat untuk kita yang sudah terperangkap perangkap setan untuk bergerak melawan dan mulai membaca dan memahami Al-Qur’an. Kita sudah terbiasa dengan kehidupan yang jauh dari Al-Qur’an, kita sudah merasa pintar untuk menjalani kehidupan, dan seolah olah sudah tidak membutuhkan petunjuk-petunjuk Allah lagi.
Sadarkah kita bahwasanya siapa yang menciptakan kalian? Sadarkah kita siapa yang menciptakan langit dan bumi? Sadarkah kita siapa yang menciptakan siang dan malam? Allah lah yang menciptakan itu semua, Allah tidak hanya menciptakan manusia, langit, dan bumi begitu saja. Melainkan Allah juga meciptakan Al-Qur’an sebagai pedoman umat manusia untuk dapat menjalani kehidupan di dunia dengan baik dan tidak menyimpang dari apa-apa yang di perintahkan Sang Pencipta.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan sekiranya kami menghendaki niscaya kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya, jika kamu membiarkannya menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al-A’raf :176)
Dalam ayat ini dikatakan bahwa Allah akan meninggikan derajat manusia bagi mereka yang memahami dan mengaplikasikan ayat-ayat Al-Qur’an. Akan tetapi manusia lebih mementingkan dunianya daripada beribadah kepada Allah dan memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Manusia lebih mengedepankan hawa nafsunya untuk sukses di dalam dunianya daripada menjalankan perintah Allah untuk beribadah dan memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Maka dalam ayat ini Allah umpamakan mereka sebagai seekor anjing.
Ketika kita membiarkan anjing tersebut, anjing itu tetap menjulurkan lidahnya. Dan ketika anjing itu kita pelihara, anjing itu juga tetap menjulurkan lidahnya. Maksud dari perumpamaan tersebut sama saja dengan keadaan manusia saat ini, mau kita biarkan ataupun kita nasehati untuk menjauhi dunia dan mengedepankan beribadah kepada Allah dan memahami ayat-ayat Allah, akan tetapi manusia tersebut membangkang, dan tetap lebih mementingkan hawa nafsunya untuk menguasai dunia. Padahal pada hakikatnya Allah menciptakan dunia itu tidak lain adalah hanya sebatas sarana manusia untuk beribadah kepada-Nya. Maka perumpamaan tersebut ditujukan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Dan ceritakanlah kisah tersebut supaya dijadikan pelajaran bagi mereka agar mereka berfikir dan tidak mengulanginya lagi.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan sungguh, akan kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka memiliki telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah), mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi, merekalah orang-orang yang lengah.” (QS. Al-A’raf :179).
Dalam ayat ini Allah juga memberi perumpamaan manusia seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat dari hewan ternak. Yaitu orang-orang yang memiliki hati akan tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, hati mereka sudah keras dan sudah dikuasai oleh setan sehingga tidak ada kemauan untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Lalu mereka memiliki mata akan tetapi tidak digunakan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah. Mata mereka seperti dibutakan oleh dunia dan merasa bahwa mereka adalah penguasa dan tidak ada yang bisa melebihinya, padahal dia lupa bahwa masih ada Allah yang maha kuasa. Dan mereka memiliki telinga tetapi tidak digunakan untuk mendengarkan ayat-ayat Allah. Merekalah orang-orang yang lengah, yang sudah terjerumus ke dalam perangkap setan, maka untuknya Neraka Jahanam.
Untuk itu mulai detik ini mari kita ubah kebiasaan yang selalu mengagung-agungkan dunia yang selalu disibukkan oleh perkara dunia, yang secara tidak langsung sudah di jadikan budak setan karena sudah mematuhi mereka untuk menjauhkan kita dari ayat-ayat Allah
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dia (Allah) ingin menjadikan godaan yang ditimbulkan setan sebagai cobaan bagi orang yang dalam hatinya ada penyakit dan orang yang berhati keras. Dan orang-orang yang zalim itu benar-benar dalam permusuhan yang jauh.” (QS. Al-Hajj : 53)
Sudah menjadi kodratnya bahwasanya Allah menciptakan setan untuk menggoda manusia yang di dalam hatinya terdapat penyakit dan orang-orang yang keras hatinya. Akan tetapi untuk menjadi orang-orang yang beriman yang menaati perintah Allah dan rasul kita harus bisa melawan godaan-godaan setan dengan cara bertaubat kepada Allah sebenar-benarnya taubat, yang demikian itu dapat menghilangkan penyakit hati dan keras hati. Lalu belajarlah mencintai Al-Qur’an dan memahami apa saja kandungan-kandungan yang terdapat pada ayat-ayat Allah supaya kita diberikan hidayah dan dapat menjalani kehidupan yang lebih baik yang sesuai dengan perintah Allah. Karena ilmu adalah jembatan untuk mendapatkan hidayah dan naungan Allah.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini bahwa (Al-Qur’an) itu benar dari tuhanmu, lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepadanya. Dan sungguh Allah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Hajj: 54)
Dari surat Al-Hajj ayat 54 sudah dijelaskan bahwa ketika kita sudah memiliki ilmu, ilmu di sini ditujukan bukan pada ilmu duniawi akan tetapi ilmu memahami Al-Qur’an, dan menyakini bahwa ayat-ayat Al-Qur’an tersebut adalah benar. Ketika kita sudah menyakini bahwa ayat Al-Qur’an adalah benar, lalu kita taat pada ayat-ayat Al-Qur’an yang kita yakini, dengan mengamalkan ayat-ayat tersebut ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Maka yang demikian itu yang membuat iman kita bertambah setelah kita mengamalkan ayat-ayat tersebut. Maka di situlah terdapat hidayah dan petunjuk Allah bagi hamba-hambanya yang beriman.
You may like
-
Quo Vadis HMI MPO Cabang Serang: Refleksi Pasca Pilkada 2024
-
PB HMI MPO Serukan Tolak Politik Uang Serta Tegaskan Netralitas ASN TNI Polri Kades KPU dan Bawaslu Pada Pilkada 2024
-
HMI MPO Komisariat Piksi Input Serang Kolaborasi Dengan Komisariat Universitas Primagraha Gelar Basic Training
-
KOHATI Gelar Bakti Sosial di Panti Asuhan, Wujud Kepedulian Terhadap Anak Yatim