Oleh: Irat Suirat, Kader HMI MPO Cabang Serang
Halo pembaca…
Halo teman-teman…
Apa yang yang terlintas dalam benak kalian ketika ditanya “Apasih yang paling ringan di dunia ini?” Mungkin beberapa dari kita akan menjawab sehelai kertas, sehelai rambut, kapas, segelintir debu dan lain sebagainya. Hal itu memang benar, tapi di sini saya sedikit ingin membahas hal yang lebih ringan dari itu.
Tulisan ini berdasarkan pada pesan Imam Al-Ghazali kepada muridnya. Tetapi di luar itu, menurutku hal ini bisa juga terjadi pada kita.
Menurut beliau, hal yang paling ringan di dunia ini adalah “Meninggalkan Shalat“.
Mengapa demikian? Karena sejak dahulu sampai saat ini, shalat menjadi salah satu hal yang paling berat untuk dikerjakan dan paling ringan untuk ditinggalkan.
Meskipun shalat adalah perintah yang paling utama dari Allah SWT, tetapi kita sebagai manusia (terkadang) terlalu terlena dengan keindahan dunia, terlalu disibukkan oleh berbagai aktivitas sehingga dengan mudahnya kita meninggalkan shalat.
Meninggalkan shalat sangatlah ringan, bahkan lebih ringan dari satu helai benang sutra atau pun kapas.
Shalat adalah amalan pertama yang dihisab nanti di akhirat, dan shalat adalah pembeda antara muslim dan non-muslim. Amal seseorang dilihat dari shalatnya, bila shalat seseorang bagus, maka bagus juga amalannya. Bila shalatnya jelek, maka jelek pula amalan lainnya. Allah SWT langsung memerintahkan kita untuk mengerjakan shalat, hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT:
وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Taha[20]:132)
Karena shalat adalah perintah langsung dari Allah, maka meninggalkan shalat adalah suatu dosa yang paling besar, bahkan lebih besar dari zina. Hal tersebut sesuai dengan perkataan Ibnu Qayyim al-Jauziyah berikut:
“Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja merupakan dosa yang paling besar dari pada dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum-minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapatkan hukuman dan kemurkaan Allah, serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
۞ فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّاۙ
اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ
“Kemudian datanglah setelah mereka pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat (menemui Al-Ghayya). Kecuali orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka itu akan masuk Surga dan tidak dizalimi (dirugikan) sedikit pun.” (QS. Maryam[19]:59-60)
Pada firman diatas disebutkan bahwa orang yang meninggalkan shalat akan menemui Al-Ghayya.
Apasih Al-Ghayya itu? Menurut Ibnu Mas’ud, yang dimaksud Al-Ghayya dalam ayat tersebut adalah tempat yang paling bawah di Neraka Jahanam, yang makanannya sangat menjijikan dan tempatnya yang sangat dalam.
Orang yang meninggalkan shalat, tidak hanya mendapatkan balasan di akhirat saja tetapi juga di empat alam sekaligus, yaitu di dunia, saat sakaratul maut, alam kubur, dan Padang Mahsyar.
Hal ini saya tuliskan bukan berarti saya merupakan orang yang sudah sempurna shalatnya, tetapi ini adalah salah satu pengingat untuk diri sendiri, dan semoga juga bisa menjadi pengingat untuk pembaca. Mari saling mengingatkan, jangan saling menjatuhkan.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih banyak kepada kalian karena telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini.
Salam hangat, semoga bahagia😊
Referensi:
Aizid, R. 2017. Cinta Itu Indah. Yogyakarta: Divapress