Oleh : Kanda Arif Jayaprawira, Kader HMI Komisariat IAIN Palopo
Apa yang tak bisa terpisahkan dari generasi saat ini? Jawabannya yang pasti adalah smartphone. Banyak orang beranggapan kini ketinggalan dompet tak seburuk ketinggalan smartphone. Sebegitu lekatnya keterikatan dengan smartphone tak lain karena kebutuhan akan media yang makin membuat ketergantungan. Kemudahan yang diberikan jaringan ini untuk berkomunikasi membuat smartphone menjadi perangkat yang penting.
Kita memang tidak pernah bisa lepas dari sosial media. Bahkan, sosial media sudah menjadi bagian dari kita. Semua yang kita lakukan, tidak lepas dari postingan sosial media. Mau makan, posting dulu. Mau tidur, posting dulu, mau ngapa-ngapain juga posting dulu.
Tapi bagaimana dengan kondisi Smartphone digenggaman para milenial saat ini?
Berdasarkan laporan e-Marketer, pengguna aktif smartphone di Indonesia tumbuh dari 55 juta orang pada tahun 2015 menjadi 100 juta orang di tahun 2018 dan akan terus bertambah menjadi 92 juta pada 2019.
Apakah dampak smartphone di era-milenial ini? Jika kita sadari media sosial yang dihasilkan oleh smartphone memiliki dampak posiif maupun dampak negatif bagi penggunanya tergantung kita bagaimana menggunakannya, apakah kita menggunakannya dengan hal-hal yang baik, atau kita menggunakannya dengan hal-hal yang tidak baik atau bisa jadi kita menggunakannya hanya sesuai kebutuhan saja.
Adapula yang mengatakan smartphone membuat seseorang malas berpikir, kenapa demikian? Sebuah sekolah bisnis di McComb, Universitas Texas, Austin, membuat kajian terkait dampak smartphone terhadap daya pikir manusia.
Adrian Ward, seorang peneliti telah melakukan penelitian terhadap 800 peserta terkait dampak ponsel terhadap daya pikir dengan meminta peserta untuk mengerjakan tugas menggunakan smartphone yang berbeda di dekatnya atau tidak menggunakan sama sekali.
Hasil tugas peserta yang mengerjakan dengan smartphone di dekatnya bisa menyelesaikan tugas lebih baik jika dibandingkan dengan peserta yang mengerjakan tugas dengan membawa smartphone. Peneliti mengatakan bahwa mereka yang membawa smartphone merasa terganggu dengan notifikasi di smartphone mereka yang ternyata mengurangi kapasitas kognitif peserta tersebut.
Adapun dampak buruk smartphone bagi para milenial :
- Penglihatan Terganggu
Smartphone itu mengeluarkan sinar biru yang bisa membuat penglihatan terganggu? Jika mata terus-terusan menatap layar smartphone dalam waktu yang lama, misalnya chatting atau main game. Lama kelamaan penglihatan mata akan berkurang sehingga membuat pandangan menjadi kabur. - Sakit Kepala
Sakit kepala biasanya dianggap hanya efek kurang tidur. Padahal sebenarnya sakit kepala merupakan efek lanjutan dari terlalu lama melihat layar smartphone. - Mengurangi Daya Tangkap Otak
Bukan hanya mempengaruhi fisik, dampak buruk smartphone bagi remaja juga berakibat fatal pada otak. Meski belum ada bukti ilmiah tentang dampak radiasi smartphone terhadap otak manusia, namun smartphone bisa membuat daya talar remaja menurun. Hal ini karena remaja yang sering menggunakan smartphone akan mengandalkan smartphonenya untuk melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan penalaran, yakni merekam percakapan, mencari apa-apa di Google, dan lainnya. - Menyebabkan Kecanduan
Sudah bukan rahasia jika smartphone bisa menyebabkan kecanduan. Ada yang mau beranjak tidur pun masih saja memainkan smartphone. Padahal banyak bahaya menggunakan smartphone saat akan tidur. - Mengurangi Interaksi Sosial
Remaja sering janjian untuk ketemuan dengan teman lewat aplikasi chatting di smartphone. Saat bertemu di tempat yang dijanjikan, biasanya kamu bukannya asyik ngobrol dengan teman-teman, tapi malah sibuk dengan smartphone untuk bikin status Facebook, hingga membalas pesan yang masuk. Hasilnya interaksi dengan teman-teman pun berkurang. Bahkan tidak sedikit yang sampai lupa waktu dan asyik sendiri gara-gara main game di smartphone.
“Kehidupan berlalu begitu cepat. Buat setiap hitungan detik. Jangan sia-siakan hidup Anda menatap layar ponsel Anda”. (Emma Grace)
“Smartphone kita canggih. Kita pakai untuk bermain twitter, tapi malas googling. Buka instastory, tapi malas cek info di feed Instagram. Tanya cara edit, tapi malas menonton tutorial di youtube. Instal begiga games, tapi malas instal KBBI untuk mengenal bahasa sendiri. Kita memang semalas itu”. (Fiersa Besari)
“Semakin jatuh cinta, semakin banyak pula senyum yang dilampiaskan kepada layar smartphone”. (Arif Jayaprawira)
Palopo, 9 Juni 2019