Literatur

Dulu Nangis Pengen Kuliah, Sekarang Nangis karena Tugas Kuliah

Published

on

Oleh: Yunda Ayu Lestari, Kader Komisariat UIN SMH Banten

Sebagai seorang , kita memiliki suatu privilege di mata orang lain, karena itu hendaklah kita laksanakan dengan penuh keikhlasan dan keridhoan, sebab tidak semua orang bisa merasakan bagaimana rasanya jadi .

Bukannya tidak ada keinginan, tapi terkadang ada suatu alasan yang membuat seseorang terhalang keinginannya untuk menjadi . Karena kondisi finansial misalnya, seseorang yang punya keinginan besar untuk , tapi karena finansialnya tidak mendukung, tidak terealisasikanlah keinginannya itu.

Segala sesuatu yang kita pilih, pasti ada konsekuensinya. Pun ketika kita memilih untuk melanjutkan . Memilih untuk pasti akan ada tanggung jawab yang harus kita emban dengan sebaik-baiknya. Karena itu adalah amanah dari sang pencipta, untuk kita.
Menangis karena tugas kuliah, itupun konsekuensi dari pilihan kita. Jadi lakasanakanlah dengan baik apa yang telah kita pilih itu. Walaupun dalam prosesnya diiringi dengan cucuran air mata, tetaplah lanjutkan sampai tuntas.

Baca Juga:  Awas Ada Wibu, Lari!

Terkadang memang tugas akan berkesan ketika dipadukan dengan tetesan air mata kehidupan. Ketika kita capek, boleh berhenti sejenak. Tapi hanya untuk istirahat dan kembali melanjutkannya dengan penuh semangat.

Sungguhnya Allah SWT pun berfirman di dalam QS. Al-Insyirah ayat 7-8, yang artinya: “Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). dan hanya kepada Tuhanmu lah engkau berharap.”

Baca Juga:  Merobek Konstitusi: Sebuah Catatan Sebelum Kongres

Cobalah kita mengingat kembali, bahwa apa yang kita keluhkan hari ini adalah suatu yang dulunya pernah kita tangisi supaya bisa mendapatkannya. Karena itu, janganlah sia-siakan do’a yang sudah Allah SWT kabulkan ini.

Halaman SebelumnyaHalaman 1 dari 2 Halaman

Lagi Trending