Oleh: Kanda Mu’min Boli, Aktivis HMI Cabang Yogyakarta
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebuah organisasi mahasiswa yang masih tetap eksis dalam dinamika zaman yang saat ini telah mengalami perubahan-perubahan dan juga telah menghadapi berbagai macam ancaman, tetapi tetap menunjukkan sebuah ghirah perjuangan yang tak pernah lekang oleh waktu. Amanat penderitaan rakyat yang sampai saat ini menjadi sebuah cita-cita dari revolusi kita yang belum selesai, maka tanggung jawab moral dan politik HMI soal itu harus terus dipupuk agar eksistensi HMI tetap pada substansinya dan tidak terjebak pada romantisme serta glorifikasi perjuangan masa lampau.
Sebagai wadah candradimuka, HMI masih konsisten dalam melakukan setiap proses perkaderan untuk mempersiapkan kader-kadernya menghadapi tantangan kebangsaan di masa depan. Apalagi situasi bangsa dan negara saat ini sedang diterpa badai krisis multidimensi di segala sektor. Krisis tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga semua negara di seluruh dunia. Oleh karenanya, usaha untuk terus melakukan perubahan adalah keniscayaan, sebab jika tidak demikian maka bersiaplah Indonesia akan digilas sendiri oleh krisis ini. Dalam situasi ini juga maka kekonsistenan HMI dalam melakukan training-trainingnya harus tetap dijaga sebagai upaya menciptakan kader yang kritis dalam melihat problem kebangsaan serta mampu menggulirkan formulasi penyelesaiannya. Meskipun demikian, bukan berarti HMI meninggalkan sebuah bentuk ijtihad lapangan agar peran HMI dalam penemuan dan pengembangan pengetahuan terintegrasi dengan realitas saat ini sehingga pada akhirnya menemukan sebuah inovasi nilai perkaderan yang modern dan dinamis.
Kemudian di tengah era disrupsi seperti ini, yang mana segala sektor kehidupan mengalami perubahan drastis akibat kemajuan teknologi, sudah barang tentu menjadi persoalan yang serius dalam manajerial organisasi dan pendidikan perkaderan di HMI. Apalagi situasi saat ini kita masih dilanda pandemi covid 19 yang belum ada indikasi berakhirnya di Indonesia. Yang menjadi pertanyaan kritis ialah, kalau situasinya seperti ini lantas peran pengader HMI seperti apa yang harus dilakukan agar stabilitas perkaderan dan perjuangan tetap terjaga? Kemudian yang kedua ialah metode pendidikan seperti apa yang menjamin kualitas kader dalam memaknai nilai-nilai ideologis HMI? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu kita jawab sebab punya implikasi kuat pada militansi perjuangan kader HMI di tengah gejolak bangsa saat ini.