Tapi bagaimana dengan ketika kita mengamati secara seksama realitas kondisi HMI saat ini? Kita dihadapkan pada kondisi disorientasi dan terjadi dekadensi yang cukup memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan krisis dan dilema intelektualitas yang kemudian melenceng dari fatwah dan Khittah Lerjuangan HMI itu sendiri.
Pada Milad HMI ke-75 mengangkat tema: “Menyongsong 100 Tahun Indonesia: Revitalisasi Peran Strategis HMI untuk Indonesia Adil, Makmur, dan Beradab.” Menurut Affandi Ismail Hasan selaku Ketua Umum PB HMI, bahwa tema yang diangkat berlatar dari kondisi Indonesia hari ini. Tentunya tema ini bukan hanya sekedar pemanis saja saat momentum milad HMI ke-75, melainkan tema ini menjadi komitmen perjuangan HMI.
Tema yang begitu sangat menarik tetapi sayang tema ini tidak dapat diterjemahkan oleh para kader HMI pada saat Milad HMI ke-75. Kebanyakan kader HMI hanya membuat Twibbon, atau ucapan Selamat Milad. Hal ini sangatlah jelas bahwasannya dekadensi kader HMI betul-betul terjadi.
Ciri kader HMI yang biasanya dianggap kritis oleh masyarakat terhadap permasalahan sosial yang terjadi, tetapi pada Milad HMI ke-75 jelas bahwasannya betul HMI hari ini sudah tua dan kadernya pun sudah tidak memiliki ide dan gagasan lagi.
Ada kemungkinan besar bahwasannya dari ribuan kader HMI ada sebagian kecil yang masih memiliki ide dan gagasannya, tetapi sayang itu hanya sebagian kecil dan bagian besarnya sudah kehilangan hal itu.
Dalam momentum Milad pada tahun ini tentunya kita sebagai kader HMI yang memiliki ciri sebagai manusia yang berfikir tidak boleh kehilangan ide dan gagasan yang ditawarkan kepada masyarakat. Karena pada hakikatnya HMI buka hanya sekedar Himpunan Mahasiswa Islam tetapi Harapan Masyarakat Indonesia.