Oleh M Chozin Amirullah (alumnus Ponpes Tebuireng, mantan Ketua Umum
HMI-MPO periode 2009-2011)
Sebelum era Islam, orang Arab sebenarnya sudah menggunakan kalender luni-solar, yaitu kalender gabungan antara penanggalan lunar (bulan) dengan penanggalan solar (matahari). Penanggalan lunar yang jumlah harinya lebih sedikit disesuaikan dengan jumlah hari pada kalender solar. Kalender lunar hanya memiliki 354 hari dalam setahun (selisih 11 hari dari kalender solar), oleh karena itu, agar sesuai dengan kalender solar yang memiliki 365 hari, mereka menambahkan bulan tambahan (bulan ke-13) untuk setiap beberapa tahun sekali, yang disebut nasi’. Kenapa tahun nasi’ itu ada? Agar bulan
Muharram (yang merupakan awal tahun baru) akan selalu jatuh setelah musim panas (sekitar bulan September – menurut kalender solar).
Sayangnya, pada waktu itu selalu saja ada konflik antar suku dalam memutuskan tahun nasi’. Setiap suku di Arab memiliki pendapat berbeda-beda untuk memulai tahun barunya. Kadang konflik tersebut menyebabkan perang antar suku, karena ketika satu suku memiliki keputusan yang berbeda untuk memulai tahun baru, mereka juga akan memulai bulan
Muharram pada waktu berbeda pula. Oleh karena itu penamaan
Muharram sebenarnya dibuat untuk menghindari terjadinya konflik tersebut. Muharram berarti bulan larangan. Dinamakan demikian karena pada bulan tersebut adalah bulan tidak boleh pergi berperang.
Muharram adalah bulan perdamaian dimana suku-suku di Arab waktu itu mempunyai kesepakatan untuk tidak saling perang. Sayangnya, kesepakatan tersebut seringkali dilanggar dan suku-suku masih berkonflik dalam menentukan tahun nasi’. Konflik antara suku-suku Arab tersebut baru bisa diakhiri setelah bangsa-bangsa di Arab bisa dipersatukan oleh Nabi Muhammad SAW. Al-Quran surat At-Taubah ayat 36-37 memerintahkan mereka untuk menggunakan kalender lunar yang sebenarnya (yaitu yang memiliki 354 hari dalam setahun, atau 11 hari kurang dari kalender solar).
Dengan perintah tersebut, mereka tidak perlu lagi untuk menambahkan bulan tambahan pada setiap beberapa tahun, yang seringkali malah menimbulkan konflik antar suku.