Dahsyat fasilitas ini menjadikan efeknya dari aktivitas tersebut yang dibina secara terus menerus oleh pencipta. Menjadikan perempuan telah menghidupkan salah potensi dari dirinya yaitu fungsi Hati. Pengelolaan perasaan sampai pada kepekaan telah membiaskan dirinya dalam dua aktivitas tersebut.
Kesedihan, kesakitan dan sampai mengakhiri nyawa pun telah mejadi bagian dirinya yang harus diterima. melewati kejadian dan waktu yang berulang dari fasilitas yang diberikan pencipta berubah menjadi kebiasaan sehingga didapati sifat sifat perempuan dengan kelembutannya.
Prespektif perempuan hadir dalam wacana diskursus mulai menguak dengan pengaruh doktrin feminisme atas patriarki yang perlu disertasi. Dengan menjadikan dirinya telah mengusahakan untuk keluar dari sosoknya yang seutuhnya.
Domestik menjadi tuntutan yang perlu disuarakan dengan ‘jijik dan kebencian’ untuk dilawan nya. Kehilangan diri mulai menampakan sebagai kelemahan yang perlu ditemani menjadi sosok manusia tergesa gesa.
Konsep keseimbangan dikecam dengan kesamaan peran. Seraya menggugat keinginan Tuhan dari keindahan ciptaanya adalah perbedaan.
Puso digambarkan dalam kegagalan produksi dalam memilih konsep untuk menumbuhkan dirinya dan nilai tambah prifilece.
Kelupaan diri dalam menghiasi dirinya pada yang sebenarnya (pengetahuan) menjadikan dirinya terasing dalam bayang bayang laki laki.