Satu hal lagi yang menjadi perhatian saya adalah bukan tentang telatnya tapi apa korelasi gelang terhadap pembelajaran? Terlepas sopan atau tidak, tapi jika berbicara fungsi dan korelasi apa gelang dan rambut gondrong ini menghambat?
Namun, jika berbicara hakikat manusia tentu setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Adit ini memiliki hobi dan bakat dalam bermain musik, hampir setiap hari pada jam istirahat dia menghibur kami dengan gitar yang ia petik. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah
sekolah dan guru memperhatikan hal ini?
Meskipun Adit adalah orang yang dianggap bandel karena penampilan dan sikapnya, namun justru sudah seharusnya
sekolah menangani hal ini, bukan menutup mata tentang kelebihan lain yang Adit miliki.
Di sisi lain, tidak ada ruang untuk mengembangkan diri bagi Adit di bidang musik baik itu mata pelajaran maupun ekstrakulikuler. Tentunya menjadi penghambat potensi yang ia miliki, ini menjadi kontradiktif dengan pernyataan Ki Hajar Dewantara selaku tokoh
pendidikan Indonesia mengenai
pendidikan bahwa “
Pendidikan adalah usaha kebudayaan yang bermaksud memberikan bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga anak didik agar dalam garis-garis kodrat pribadinya serta pengaruh-pengaruh lingkungan, mendapat kemajuan hidup lahir batin.”
Terlepas semangat maupun tidaknya Adit dalam belajar, menurut sistem dan kurikulum yang berlaku, ada kewajiban pendidik untuk mengembangkan potensi yang peserta didik miliki, karena memang setiap orang mempunyai karakteristik yang berbeda dan harus diberikan metode pembelajaran yang berbeda pula, kita tidak bisa menyamaratakan semuanya.