Oleh: Yunda Tia meilita, Kader HMI MPO Komisariat Untirta Pakupatan
Sebagian orang mengatakan bahwa yang menjadi penghalang bagi mereka untuk bangun pagi adalah spirit. Sebagian lainnya mengatakan bahwa bangun pagi adalah ‘hidayah’ yang datangnya dari Tuhan, terutama umat muslim. Dikarenakan harus menunaikan sholat subuh terlebih dahulu. Mereka wajib bangun pagi hari untuk melakukan ibadah sholat subuh. Namun, apakah harus menunggu datangnya hidayah agar bisa bangun pagi dan sholat subuh?
Seringkali kita enggan untuk bangkit dari tidur dan segera melaksanakan sholat subuh. Akan tetapi, justru sesuatu yang sulit itulah yang harus kita lakukan terlebih dahulu. Sesuatu yang sangat wajar ialah malas bangun tidur di waktu pagi, dan semakin lama kita bermalas-malasan di ranjang tempat kita merebahkan diri, maka semakin sulit untuk bangun tidur. Namun demikian coba kita segera bangun dan langsung menuju kamar mandi, dan ternyata tidak sesulit yang kita bayangkan.
Apabila mau berhasil bangun tidur pagi-pagi ketika mata kita sudah terbuka, hendaknya kita menantikan kumandang adzan, alarm berbunyi, atau alasan-alasan lainnya yang menjadikan kita tidak terlelap kembali. Akan lebih baik jika segera membuka mata lebar-lebar dan menggerakan anggota badan yang lain agar semua otot kita bergerak untuk bangkit dari ranjang. Jangan pula mengatakan “sebentar lagi, satu menit lagi saya akan bangun, lima menit lagi saya akan beranjak dari tempat tidur, kalau sudah adzan saya akan bangkit untuk mengambil wudhu dan mengerjakan shalat”.
Sungguh suatu kenikmatan luar biasa menjadi seorang muslim. Semua aktivitasnya bernilai pahala dan membawa keberkahan, jika hal itu diniatkan ibadah. Bahkan hal-hal yang dianggap biasa pun oleh manusia pada umumnya, dalam islam terdapat teladan dan aturan-aturan yang banyak sekali manfaatnya bagi kehidupannya. Satu di antaranya adalah perihal tidur. Dalam islam, Aktivitas tidur menandakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang begitu agung.
Jika mengacu pada sistem kerja organ vital tubuh, maka tidur yang baik adalah pada awal-awal malam, sekitar pukul 20.00, sebab empedu aktif bekerja antara pukul 23.00 hingga 01.00 dini hari. Sementara hati mulai aktif bekerja mulai pukul 01.00. Apabila pada jam-jam tersebut kita masih belum tidur, apalagi masih asyik makan makanan, maka sebenarnya kita telah merusak alur tubuh kita sendiri.
Dengan demikian, hendaknya kita mengupayakan untuk tidak tidur larut malam. Karena nabi yang memerintahkan umat islam untuk bersegera tidur setelah sholat isya, yang artinya :
Dari Abu Barzah “Bahwasannya Rasulullah saw membenci tidur malam (sebelum shalat isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya (begadang).” (HR Bukhari dan Muslim).
Salah satu yang utama yang perlu kita ketahui dan kita teladani adalah perkara tidur Rasulullah Saw, yakni :
Pertama, Rasulullah saw senantiasa berwudhu dahulu sebelum tidur.
Kedua, berdo’a sebelum tidur.
Ketiga, miring ke kanan dengan menghadap kiblat.
Keempat, meletakkan tangan kanan di bawah pipi kanan.
Jadi, saatnya kita kembali memerhatikan teladan kita dalam segala hal, terutama dalam hal tidur. Tidur dalam islam bukan sekedar memejamkan mata dan lelap dalam kelelahan tanpa nilai tambah atau suatu keunggulan, melainkan satu fase yang harus memberikan spirit baru, untuk lebih produktif dalam berkarya dan mewujudkan kesejahteraan serta kemaslahatan umat manusia. Tidak ada yang dicontohkan Rasulullah Saw kecuali terjamin dan terbukti unggul dan berpahala. Tidur sebagaimana tidurnya Rasul merupakan tidur yang sehat dan berpahala. Oleh karena itu, marilah kita teladani cara Rasulullah dalam tata cara tidur.