Literatur

Tragedi 04 Oktober 2020

Published

on

Ahmad Robiyana

Oleh: Kanda Ahmad Robiyana

Selamat Ulang Tahun Banten yang ke-20 semoga makin sejahtera.

Pada hari itu, dimana hari yang cerah hari yang akan menjadi sejahtera, tepatnya pada tanggal 04 Oktober 2020. Dimana hari itu adalah hari ulang tahun nya daerah kami yaitu BANTEN yang ke-20. Pada HUT BANTEN Ini kami segenap mahasiswa mengadakan aksi demonstrasi untuk mengevaluasi kinerja dewan pemerintahan gubernur selama periode nya..

Sebelum kami turun kejalan kami segenap mahasiswa ada persiapan dua hari dimana kami berbagai organisasi eksternal dengan aliansi GEMPUR (Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat) kami seegenap aliansi mengkaji persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat Banten.

Diperkumpulan itu kami mengkaji keresahan masyarakat yang terjadi saat ini. Ada 6 isu yang kami angkat saat itu diantaranya tentang Penundaan Pilkada Serentak, Perekonomian, Kesehatan, Disabilitas, Lingkungan, dan Pendidikan.

Banyak sekali persoalan-persoalan yang ada di Banten ini, perlu kita ketahui melihat lingkungan di sekitar kita apakah sudah merasa aman, sejahtera dan tidak ada kerugian.

Banten memisahkan diri dari Jawa Barat, kukira Banten memisahkan diri akan sejahtera tapi nyatanya masih banyak masyarakat-masyarakat yang sengsara yang tidak merasakan sejahtera.

Maka dari itu kami mahasiswa berhak mengaspirasikan keresahan masyarakat di Banten, peran dan fungsi mahasiswa walau tugas mahasiswa adalah menuntut ilmu, tetapi mahasiswa tidak boleh abai dengan keadaan yang terjadi di masyarakat.

Baca Juga:  Resmi Dilantik, Sekjend PB HMI: Tonggak Aktivisme Kepulauan Meranti di Tangan HMI

Peran penting untuk bangsa, sebagai iron stock, agent of change, guardian of value, moral force dan social control. Mahasiswa dapat berperan secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Maka dari itu pentingnya mahasiswa untuk dapat mewujudkan kebangkitan bangsa yang lebih maju dan sejahtera.

Dan pentingnya lagi mahasiswa memiliki kehidupan sosial dalam masyarakat dengan pemerintahan, fungsinya jembatan tersebut yaitu mahasiswa dapat menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah dan mahasiswa juga memiliki hak untuk mengkritisi pemerintahan dari segi kebijakan yang telah pemerintah buat apakah sudah mensejahterakan masyarakat atau malah kebijakan tersebut menyengsarakan.

Dengannya kami segenap aliansi mahasiswa terjun kelapangan (aksi demonstrasi) untuk menyuarakan hak-hak masyarakat. Akan tetapi aspirasi-aspirasi kita di cegah oleh aparat keamanan, karena kami aliansi mahasiswa ingin Gubernur Banten mendengar aspirasi kami dan berdialog dengan masa aksi.

Cuma itu goal kami. Tidak hanya di dengar sajah tapi di wujudkan dan di implementasikan oleh pemerintah Banten. Akan tetapi keinginan kami belum terwujud karena aparat keamanan mencegah kami bertemu dengan Gubernur Banten, entah apa yang merasuki aparat keamanan, sehingga kami bentrok dengannya terjadi kerisuhan saat itu.

Teman aliansi kami terkena tendangan oleh aparat keamanan, kami sudah bicara dengan baik-baik kepada pihak keamanan tapi tidak di dengar, padahal kami mahasiswa cuma membawakan toa dan kertas aspirasi yang telah kami kaji untuk di sahkan dan di tanda tangani oleh pihak yang berwenang.

Baca Juga:  Prioritas Pendidikan Bagi Perempuan

Pada saat itu masa aksi dan aparat keamanan risuh dan berbentrokan, ada teman kami yang di pukul-pukul, diseret-seret, kalau di pikir apa salah kami mahasiswa !!. Kami bukan maling (pencuri) yang di seret-seret dan di pukul-pukul, kami hanya menyuarakan aspirasi dari masyarakat dan tugas aparat keamanan itu untuk mengayomi, mengamankan bukan menendang, memukul senak jidat.

Setelah kejadian itu kami pun di tenangkan oleh korlap agar mundur lebih jauh dari gerbang. Kemudian kami beristirahat sejenak, setelah lamanya kami duduk, kami melihat aparat keamanan sedang makan sedangkan kami cuma duduk dan minum segelas air jernih sembari memikirkan apakah akan di lanjut atau bubar.

Beberapa jam kemudian kami aliansi GEMPUR bangkit lagi agar goal kami terwujud. Kemudian orasi-orasi yang dilontarkan dan lobi-lobi kami usahakan agar kami bisa masuk ke gedung paripurna atau Gubernur yang menghampiri masa aksi, setelah itu dilakukan kami terjadi lagi benturan dengan aparat keamanan dan ada lagi yang kena tendangan salah satunya penulis ini.

Dan akhirnya kami di komando oleh korlap agar mundur jauh dari gerbang dan terjadi kemacetan dijalan. Ditengah jalan kami berorasi menyatakan sikap yang kami kaji selama berkonsolidasi. Dan pada akhirnya kami pun bubar dari tempat milik rakyat. Kami aliansi mahasiswa tetap terus mengawal isu-isu yang kami angkat walaupun goal kami belum terwujud.

Semangat dan panjang umur perjuangan
YAKUSA…..

Lagi Trending