Literatur
Beranda » Mengapa Manusia Harus Berfilsafat?

Mengapa Manusia Harus Berfilsafat?

Table of Contents+


    Oleh: Ikhlasul Amal, Mahasiswa UIN SMH Banten.
    Ikhlasulamal828@gmail.com

    Banyak orang yang memandang bahwa berfilsafat sebatas “omong kosong.” Yang mana mereka kalau berbicara tentang filsafat itu tidak ada fungsinya dan peran yang begitu berarti bagi kehidupan manusia itu sendiri.


    Maka dari itu, masih banyaknya memandang dengan paradigma berpikir atau cara berpikir yang masih keliru terhadap filsafat. Banyaknya paradigma bahwa filsafat itu hal yang mistis, hal yang aneh, bisa membuat menjadi botak, bisa membuat orang yang belajar filsafat menjadi gila, banyak ngawurnya, bahkan bisa menjadi murtad bagi yang mempelajari filsafat. Tanpa mereka sadari bahwasanya sebagai manusia dalam mempelajari ilmu filsafat sangatlah penting, karena tidak akan ada ilmu-ilmu seperti ilmu matematika, ilmu sosiologi, ilmu geografi dan ilmu-ilmu lainnya tanpa ada filsafat, karena dengan adanya filsafat dan manusia mau untuk mempelajari filsafat, maka lahirlah ilmu-ilmu baru.


    Dengan demikian apabila manusia belajar filsafat, maka kita akan dilatih untuk menjadi manusia yang mampu berpikir secara mendalam, komunikatif, rasional, dan radikal dalam berpikir. Apapun latar belakang jurusan kita, apa pun profesi kita, dalam hal ini kita diberikan akal oleh Allah yang mana tidak diberinya kepada hewan. Maka kemampuan dalam cara berpikir ini sangat amat dibutuhkan. Karena dengan belajar filsafat, kita memiliki pengetahuan yang luas, cara berpikir yang benar, rasional dan sistematis.

    APA ITU FILSAFAT?
    Kata filsafat mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia yang terdiri dari dua kata philo dan shopia, philo yang berarti cinta dan shopia yang berarti kebijaksanaan. Dari arti kata philoshopia tersebut filsafat adalah cinta kebijaksanaan yang artinya filsafat mengajarkan kepada kita untuk cinta dalam ilmu dan mengajarkan kita bijaksana dalam berkata.

    Muhamad Ahyar Menuju Pekanbaru: Anatomi Pencalonan dan Harapan Spritual Kongres XXXIV HMI

    Laman: 1 2

    Komentar

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *