Oleh: Yunda Zahratul Muharromah, Kader
HMI MPO Komisariat Untirta Pakupatan
Fase dari remaja menuju dewasa rasanya bukanlah hal yang mudah, terutama bagi wanita yang lebih banyak menggunakan hati dalam segala halnya. Terkadang rasa cemas akan masa depan selalu menghantui. Pertanyaan dalam diri akan
list prestasi dan pertanyaan akan langkah langkah besar yang harusnya disinggahi malah terlewati. Masa dewasa yang dibayangkan menjadi gerbang kesuksesan rasanya berat digapai bak fatamorgana.
Kerinduan yang datang bukan tuk kekasih, namun kerinduan pada diri sendiri. Rindu diri yang dahulu cerah dan berani melangkah, pada diri sendiri yang dahulu tak sombong sering meminta dan bersujud pada-Nya. Entah jalan mana yang harus dilalui agar kembali menemukan aku yang dulu.
Lalu saya teringat nasihat dari KH. Adrian Mafatihullah Kariem “Manusia berkualitas, tak mengambil jalan pintas, tanpa tahu proses yang pantas.” Lalu masih teringat pula sepenggal kisah yang beliau ceritakan di dalam kelas tentang perlombaan robotik di Kota Bandung. Dimana pemenang dari lomba tersebut bukanlah tim paling hebat yang mempunyai alat paling canggih. Namun yang memenangi lomba tersebut hanyalah peserta yang mempunyai alat seadanya yang dimasukan dalam kantong plastik hitam.
Saat ditanya oleh KH. Adrian Mafatihullah Kariem, mengapa mereka bisa menang? Mereka menjawab “Kami menang bermodal keyakinan diiringi usaha dan doa kepada Allah SWT. Sang pembuka jalan dan pemberi kemenangan. Setelah itu kami membaca Al-Fatihah yang kami yakini bisa menjadi kunci dari gerbang kemenangan. Dan akhirnya itulah yang membuat kami menang, terima kasih.”